Kebutuhan beras merupakan bahan makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai penunjang karbohidrat dalam tubuh. Sebagai negara agraris yang memiliki sektor lahan pertanian luas dan sumber daya alam yang melimpah tentu tak sedikit pula rakyat Indonesia yang berprofesi sebagai petani. Dan perlu diketahui bahwa sektor pertanian juga menjadi salah satu penopang ekonomi negara dengan melakukan adanya  kegiatan ekspor.
Namun, meningkatnya jumlah penduduk dan bertambahnya bangunan baru di Ibu Kota menjadi salah satu faktor yang membuat lahan pertanian di Jakarta semakin berkurang dari tahun ke tahun karena adanya lahan yang beralih fungsi. Seperti data yang diberikan oleh Badan Pusat Statistik di wilayah DKI Jakarta berikut ini selama tiga tahun berturut-turut.
Â
Â
Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik  (BPS) mengenai Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi di DKI Jakarta, pada tahun 2020 Provinsi DKI Jakarta memiliki luas panen sebanyak 914,51 hektar yang mana lebih banyak 291,92 hektar dari tahun sebelumnya yaitu 2019. Namun dengan adanya Pandemi COVID-19, luas panen di DKI Jakarta menurun sebanyak 354,54 hektar lebih banyak jika dibandingkan dengan peningkatan dari tahun 2019 ke 2020. Yang mana hal tersebut diakibatkan banyaknya lahan pertanian yang dialihfungsikan menjadi Tempat Pemakaman Umum (TPU) seperti yang terjadi di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara dikarenakan kebutuhannya yang mendesak sehingga berpengaruh terhadap hasil produksi pertanian. Namun, walaupun  luas panen yang terjadi pada tahun 2021 mengalami penurunan ternyata tingkat produktivitasnya jauh lebih besar dibandingkan pada tahun sebelum-sebelumnya yang mana sumber daya yang dimanfaatkan digunakan lebih optimal dari tahun-tahun sebelumnya. Diantara keenam daerah Kab/Kota Jakarta, yang memiliki lahan pertanian hanya Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara seperti data yang ada pada tabel di bawah ini.
Â
Â
