Mohon tunggu...
Putri DwiJuliyanti
Putri DwiJuliyanti Mohon Tunggu... Penulis - say hi.

bismillah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Penggunan Kata Baku dan Tidak Baku pada Spanduk yang Terdapat di Wilayah Indramayu

20 Januari 2022   11:34 Diperbarui: 20 Januari 2022   11:42 16630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FOKUS PERMASALAHAN

Dalam penelitian ini terdapat salah satu masalah yang membahas mengenai kesalahan pada penggunaan kata baku dan nonbaku pada spanduk sepanjang jalan di wilayah Indramayu agar sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.

Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku salah satunya meliputi penggunaan kata, dan EYD yang sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.

Penelitian ini dilatarbelakangi kebutuhan para pembaca pada penggunaan kata baku dan nonbaku pada spanduk khususnya yang terdapat di wilayah Indramayu. Sekarang ini, banyak sekali pelajar bahkan masyarakat yang masih rancu menempatkan kata dalam kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan kata sering sekali tidak tepat dalam penggunaannya. Disamping itu kerancuan pun kerap membingungkan masyarakat dalam penggunaan bahasa baku. Pelajar atau masyarakat sering kali tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan atau tidak. Yang penting tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Selain itu, ketidakpahaman penggunaan tanda baca, menyebabkan banyak tulisan-tulisan di spanduk tidak sesuai kaidah Bahasa Indonesia. Banyak ditemui kata yang tidak baku dan juga ditemukan kesalahan dalam penulisan tanda baca yang tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). Hal itulah yang menyebabkan dalam sebuah tulisan kerap tidak sesuai dengan EYD atau bahasa baku.

Kata baku adalah kata yang cara pengucapan ataupun penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus umum. Ragam bahasa baku atau ragam bahasa standar dapat dibatasi dengan beberapa sudut pandang, diantaranya sudut pandang kebakuan bahasa yang digunakan, sudut pandang informasi, dan sudut pandang pengguna bahasa. Berdasarkan sudut pandang kebakuan bahasa, bahasa baku adalah bahasa yang baik tata tulis (jika bahasa tulis), kosakata, maupun tata bahasanya, sesuai dengan hasil pembakuan bahasa.

Bahasa atau kata tidak baku adalah salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa tidak resmi. Adapun pengertian lain, bahwa bahasa tidak baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan dan pengucapan yang tidak biasa dipakai oleh mereka yang berpendidikan.

Spanduk ialah kain yang membentang yang biasanya juga berada di tepi jalan yang berisi sebuah teks, berwarna dan juga bergambar. Spanduk merupakan sebuah media informasi, dan biasanya juga dibuat dengan menggunakan sebuah cat, sablon (screen printing) ataupun dengan menggunakan cat mesin. Spanduk yang ada pada jaman sekarang merupakan media promosi yang cukup popular saat ini, dikarenakan harga dari spanduk yang cukup murah dan juga proses dari pengerjaannya yang cepat. Dimana pada saat ini sudah banyak sekali perusahaan yang bergerak pada bidang periklanan dan juga mempunyai mesin digital print untuk membuat spanduk.

HAL PENTING

Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor komunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia yang meliputi kata, kalimat dan kesalahan penggunaan ejaan yang menyimpang dari sistem ejaan yang sudah ditetapkan.

Fokus penelitian ini adalah kesalahan penggunaan kata baku dan nonbaku pada spanduk di wilayah Indramayu.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif kualitatif menurut Sukmadinata (2015: 72) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada baik fenomena-fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Melalui penelitian kualitatif deskriptif, penulis akan mendeskripsikan masalah dengan cara mencatat, menganalisis dan memaparkan permasalahan yang berkaitan dengan data berupa kalimat, yaitu berupa kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku pada spanduk di wilayah Indramayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun