Mohon tunggu...
Putri Aprilia Nur Aini
Putri Aprilia Nur Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Putri Aprilia Nur Aini, 22107030080, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melawan FOMO: Menciptakan Kehidupan yang Nyata

17 Mei 2023   16:18 Diperbarui: 17 Mei 2023   16:21 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://mediaasuransinews.co.id/hot-topic/anda-tahu-apa-itu-fomo-jika-belum-simak-di-sini/

FOMO atau "Fear Of Missing Out" adalah perasaan takut yang muncul saat melihat orang lain melakukan aktivitas yang menarik atau bernilai. FOMO (Fear Of Missing Out) telah menjadi masalah utama dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Banyak pengguna media sosial tidak merasa puas atau kesal dengan kehidupannya sendiri ketika dirinya membandingkan dengan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan atau sukses yang dibagikan melalui platfrom sosial. Di era yang teknologinya semakin maju terutama di era digital, penggunaan media sosial semakin marak dan sudah menjadi bagian dari kehidupan yang tidak terpisahkan pada setiap harinya. Mereka sering ditekankan untuk selalu mengikuti tren atau aktivitas popular agar tidak ketinggalan.

Fenomena ini semakin marak dan dapat menjadikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat. FOMO (Fear Of Missing Out) dapat mempengaruhi Kesehatan mental seseorang. Tekanan dan kecemasan untuk tetap terhubung dengan media sosial dapat menyebabkan stres dan kesulitan untuk tidur dengan teratur. Seseorang mungkin saja merasa tidak mampu atau bahkan rendah diri ketika mereka tidak berpartisipasi dalam aktivitas yang dianggap penting atau keren oleh komunitas online mereka. Kecenderungan dengan FOMO (Fear Of Missing Out) juga dapat mempengaruhi hubungan sosial dengan seseorang. Banyak dari mereka yang merasa sibuk dengan media sosialnya saat berkumpul bersama teman atau keluarga. Mereka akan terus memeriksa media sosialnya. Hal ini dapat mencegah interaksi dengan sesorang dan dapat mempengaruhi kualitas hubungan. Mereka juga dapat melewatkan momen-momen kebersamaan dengan teman atau keluarga karena terlalu focus dengan apa yang terjadi dengan dunia maya.

Efek dari FOMO (Fear Of Missing Out) juga dapat mempengaruhi dunia pekerjaan seseorang dimana seringkali orang tidak puas dengan pekerjaan mereka sendiri ketika dirinya melihat kesuksesan orang lain yang lebih besar darinya. Mereka pasti akan merasa terburu-buru atau tertekan untuk mencapai hasil yang sama dalam kurun waktu yang singkat. Hal ini dapat menjadikan seseorang stres yang berlebihan dan akan mempengaruhi produktivitas dan keseimbangan kehidupan di dunia pekerjaan. Mengatasi efek dari FOMO (Fear Of Missing Out) membutuhkan kesadaran tinggi dan Tindakan yang benar karena efek FOMO (Fear Of Missing Out) dapat mempengaruhi mental dan emosional seseorang. Berikut adalah beberapa cara mengatasi efek FOMO (Fear Of Missing Out):

  • Kita perlu menyadari bahwa apa yang kita lihat pada media sosial tidak selamanya mencerminkan kehidupan yang sebenarnya. Perlu kita ingat bahwa apa yang ditampilkan pada media sosial hanyalah Sebagian kecil dari kehidupan seseorang. Mereka cenderung membagikan momen-momen atau pengalaman baik mereka dan menyembunyikan kesulitan atau kegagalan. Kita juga perlu adanya kesadaran diri bahwa tidak semua yang kita lihat di media sosial adalah kenyataan.
  • Mengenali minat dan tujuan dari diri kita sendiri juga sangat penting. Fokuslah pada apa yang benar-benar penting dan berarti bagi kita. Dengan memiliki minat dan tujuan serta prioritas yang jelas, kita akan dapat menghindari perasaan takut ketinggalan. Kita juga dapat focus pada hal-hal yang dapat memberikan kita kebahagiaan.
  • Menerima bahwa setiap orang memiliki kehidupan masing-masing yang unik. Kita perlu focus pada pencapaian dan kebahagiaan pribadi kita sendiri tanpa membandingkannya dengan pencapaian dan kebahagiaan orang lain. Perhatikan dan hargai proses yang akan kita capai tanpa harus mengukurnya dengan standar orang lain.
  • Jumlah teman atau pengikut di media sosial bukanlah tolak ukur dari suatu kebahagiaan atau keberhasilan seseorang. Lebih penting lagi untuk kita dapat membangun hubungan yang bermakna dengan orang-orang yang memang benar-benar penting bagi kehidupan kita. Karena kulitas hubungan jauh lebih penting dari pada jumlah suatu pengikut di media sosial.
  • Mengalihkan focus kita pada apa yang terjadi di media sosial ke momen yang sedang kita jalani. Menikmati setiap momen yang sedang kita alami dan bersyukur serta menghargai apa yang telah kita miliki. Hal ini akan membantu kita untuk mengurangi perasaan FOMO (Fear Of Missing Out).

Perlu di ingat bahwa kehidupan yang Bahagia tidak selalu bergantung pada apa yang kita lihat di media sosial. Fokuslah pada diri sendiri dan hubungan nyata dengan orang-orang yang penting bagi kita. Dengan kesadaran dan Tindakan yang tepat, kita dapat mengubah cara berpikir dan berperilaku terkait penggunaan media sosial yang sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun