Mohon tunggu...
Putra Wiwoho
Putra Wiwoho Mohon Tunggu... -

Pengamat sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai Peringatan Hari Kemerdekaan

18 Agustus 2016   13:14 Diperbarui: 18 Agustus 2016   13:17 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemerdekaan senantiasa mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Indonesia dan pengakuannya oleh dunia telah didapatkan bangsa ini dengan perjuangan berat tak kenal pamrih. Dengan modal kemerdekaan, suatu bangsa akan memiliki harga diri dan dapat bersama-sama duduk saling berdampingan dengan bangsa-bangsa di dunia.

Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan peristiwa detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 Tahun Masehi atau bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang. Detik-detik yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia itu dilaksanakan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, sekarang disebut sebagai Jalan Proklamasi No.1, Jakarta Pusat. Ir. Soekarno didampingi oleh Drs. Muhammad Hatta membacakan teks naskah Proklamasi yang sebelumnya telah diketik oleh Sayuti Melik.

Sikap positif bukan berarti sikap yang penurut, namun lebih dari pada itu, yaitu kreatif, kritis, mandiri dan berani membela kebenaran serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip, asas-asas dan tujuan yang disepakati bersama. Oleh karenanya sikap positif terhadap makna Proklamasi Kemerdekaan dan suasana kebatinan konstitusi pertama adalah sikap kreatif, kritis, mandiri, berani membela kebenaran dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip, asas-asas serta tujuan hidup bernegara sebagaimana telah dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan dan asas kerohanian Pancasila serta nilai-nilai yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Sebagai bangsa Indonesia yang terlahir di bumi tanah air Indonesia kita harus menyadari akan mulia dan terpujinya perjuangan para pendiri negara ini. Dengan gigih mereka memperjuangkan kemerdekaan untuk lepas dari belenggu penjajah. Pengorbanan diri sebagai pahlawan bangsa dalam mencapai suatu kemerdekaan merupakan wujud tekad yang kuat dalam menentang penjajahan di muka bumi ini.

Oleh karenanya apa yang telah dilakukan dan diperjuangkan oleh para pendiri negara, para pejuang bangsa, para pahlawan bangsa tidak boleh disia-siakan dan harus dipertahankan serta diwujudkan dalam tindakan dan perbuatan nyata guna mencapai tujuan nasional bangsa. Inilah wujud sikap positif untuk mengisi kemerdekaan bangsa.

Kita patut bersyukur bahwa kita hidup di masa kemerdekaan, kita tidak lagi harus berjuang mengangkat senjata dan mempertaruhkan nyawa kita untuk kemerdekaan bangsa ini, kita hanya diminta dengan pernuh kesadaran diri untuk mengisi kemerdekaan ini dengan sikap positif dan mengisi pembangunan bangsa ini dengan hasil karya yang nyata.

Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam memperingati hari kemerdekaan dengan peringatan dalam bentuk upacara dan perayaan dalam bentuk berbagai perlombaan dan kegiatan lainnya, merupakan tradisi yang harus tetap kita jaga dan kita lestarikan, nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi tersebut merupakan warisan yang tidak ternilai dari para pendahulu kita dan tetua kita.

Tradisi peringatan hari kemerdekaan tentunya ada yang berbeda di satu daerah dengan daerah lainnya, walaupun ada tradisi yang bersifat umum secara nasional. Terkadang tradisi di satu daerah akan diadopsi oleh daerah lain sebagai bentuk pengayaan tradisi di daerah tersebut.

Hal ini merupakan bentuk kearifan lokal yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia, Indonesia memiliki berbagai macam tradisi peringatan hari kemerdekaannya sendiri yang turun-temurun diwariskan secara tidak langsung dari generasi ke generasi. Mungkin kita tidak pernah tahu, kapan berawal dan dari mana asalnya lomba Panjat Pinang. Hampir semua daerah pernah mengadakan kegiatan lomba tersebut. Banyak filosofi yang terkandung dalam lomba panjat pinang tersebut yang mungkin dilaksanakan hanya setahun sekali tersebut dan itu hanya  terjadi pada saat perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia.  

Filosofi yang paling terlihat adalah bagaimana suatu cita-cita akan tercapai dengan usaha dan upaya yang keras, kerja keras dan tekad untuk mencapai cita-cita tersebut. Filosofi kedua adalah kerja sama dan saling gotong-royong, bahu membahu bersama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama dan itu tidak mungkin dilakukan bila hanya mementingkan kepentingan pribadi dan ego sentris semata.

Akan ada yang rela berkorban untuk mencapai suatu tujuan bersama, dan pengorbanan tersebut bukanlah suatu yang yang sia-sia bila semua menyadari peran dan tugasnya masing-masing. Kemerdekaan yang kita rasakan saat ini adalah kemerdekaan dari belenggu penjajahan, kemerdekaan  yang kita peroleh dengan perjuangan, untuk suatu tujuan mulia yaitu berdiri sama tegak dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia ini sebagai bangsa yang berdaulat dan bermartabat serta membangun bangsa untuk kemajuan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun