Mohon tunggu...
Nopa Ariansyah
Nopa Ariansyah Mohon Tunggu... Guru - Manusia Fakir Ilmu

Menuangkan ke dalam bentuk tulisan tentang apa yang saya dapatkan, pikirkan, dan rasakan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Nurse Zaman Now"

5 Januari 2018   17:58 Diperbarui: 5 Januari 2018   18:16 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : http://blogmahasiswa.akperpemkabkotim.ac.id/jumatuladawiyah/wp-content/uploads/sites/48/2017/04/perawat_2-obkg-288x300.jpg

Beberapa waktu yang lalu insiden perlakuan kasar dan arogan yang diduga dilakukan oleh oknum pegawai di RSUD Banyuasin terhadap keluarga pasien cukup viral di media sosial. Kejadian ini rupanya sudah sering kali terjadi. Saya mengetahui ini berdasarkan komentar-komentar dari netizen yang memberikan tanggapannya. Kurang lebih mereka atau pun keluarga mereka mengalami hal yang sama, diperlakukan kasar dan arogan oleh oknum pegawai RSUD Banyuasin.

Mengetahui kondisi seperti ini saya merasa sangat prihatin mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Terlebih lagi bahwa rumah sakit tersebut merupakan fasilitas milik pemerintah yang dibiayai oleh APBD. Kita ketahui bahwa dalam APBD ada juga uang rakyat yang diberikan melalui mekanisme pajak. Artinya seluruh pegawai yang bekerja di tempat tersebut menikmati gaji mereka yang sebagian adalah sumbangsih uang dari rakyat. Lantas demikian kemana moral dan etika para pegawai tersebut? Mungkin hal ini akan berbeda situasinya apabila yang datang adalah pejabat atau orang penting dan beruang untuk berobat kesana. Tapi hampir tidak mungkin tempat berobat wong kere didatangi pejabat, kecuali dalam masa kampanye.

Fenomena buruk seperti ini kerap kali terjadi di lingkungan fasilitas yang dimiliki oleh pemerintahan daerah. Khusus dalam hal ini RSUD Banyuasin. Inilah fenomena perilaku tenaga kesehatan zaman ini : kasar dan arogan. Lalu tulisan ini sengaja saya beri judul "Nurse Zaman Now". Dalam tulisan ini saya akan memaparkan beberapa hal yang mungkin saja melatarbelakangi terjadi tindakan kasar dan arogan yang dilakukan oleh oknum pegawai tersebut.

Pertama, tidak siapnya mental dan emosional untuk bekerja di lingkungan pemerintahan. Bekerja di fasilitas sosial/umum yang didirikan oleh pemerintah tentunya pasti akan selalu berinteraksi dengan masyarakat yang luas dan beragam. Kita ketahui untuk menghadapi kondisi masyarakat yang luas dan beragam tentunya membutuhkan kesiapan mental dan kematangan emosional. Jika tidak siap maka cenderung akan memberikan pelayanan yang terkesan negatif oleh mereka. Bekerja di fasilitas sosial/umum bertujuan untuk melayani dengan sepenuh hati, bukan untuk dilayani. Tidak perlulah meminta penghormatan atau penghargaan dari mereka karena pekerjaanmu, seragammu, dan gelarmu karena mereka lah yang menggajimu.

Kedua, gaji yang kurang mencukupi. Dalam hal ini apa yang diberikan tidak sesuai dengan apresiasi yang didapatkan. Apalagi jika mengkalkulasi biaya saat menempuh pendidikan sangat tidak sebanding. Kalau seandainya apa yang diterima tidak sesuai apresiasi yang diharapkan, ya sudah mundurlah. Perbuatan negatif oknum pegawai akan mencoreng keseluruhan institusi di tempatnya bekerja. Hal ini akan menghasilkan pendangan negatif dari masyarakat yang menikmati fasilitas tersebut. Lantas demikian, mengapa mereka tidak mengundurkan diri jika penghasilan yang diterima tidak sesuai dengan kinerja yang mereka berikan? Mari kita lihat alasan dipoin selanjutnya.

Ketiga, pekerjaan saat ini hanya sebagai prasyarat dan batu loncatan. Ada pepatah mengatakan "berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu lalu bersenang-senang kemudian". Menjadi tenaga non-PNS adalah salah satu batu loncatan untuk menjadi PNS. Bersakit-sakit dahulu dengan menjadi tenaga non-PNS selama bertahun-tahun, lalu kemudian diangkat karena mempunyai jasa waktu pengabdian hingga kemudian menjadi PNS. Hal ini lah yang melatarbelakangi maraknya "bisnis" menjadi tenaga non-PNS dilingkungan pemerintahan saat ini. Bekerja seadanya, masuk sekedarnya, dan melayani seperlunya merupakan budaya kerja yang saya lihat melekat pada diri mereka selamanya.

Menurut saya hal-hal demikinlah yang mungkin saja melatarbelakangi sehingga munculah perilaku "Nurse ZamanNow" yang kasar dan arogan serta melupakan sumpah profesi mereka. Tulisan ini murni saya buat dari opini pribadi yang didasarkan pada pendapat masyarkat. Memang tulisan ini jauh dari prinsip "cover both side". Saya harap akan ada artikel atau pernyataan yang bersifat intelek untuk meluruskan opini yang berkembang dimasyarakat tentang buruknya pelayanan yang diberikan. Tujuan saya menulis opini ini hanya berkeinginan agar pelayanan kesehatan di negeri ini menjadi lebih baik. Melayani dengan baik tanpa memandang golongan masyarakat kelas bawah, menengah atau pun elit. Saya percaya bahwasannya masih banyak tenaga kesehatan yang berdedikasi dan berhati mulia namun mereka kasat mata.

Kemudian saya berharap agar ke depan kinerja dan pelayanan di RSUD Banyuasin dan seluruh instansi lainnya membaik sehingga masyarakat tidak segan dan sungkan lagi untuk memanfatkannya. Lalu kepada pemerintah saya juga berharap agar keseluran komponen mulai dari fasilitas, pegawai, dan sarana diperhatikan agar lebih baik lagi. Saya mengetahui dan paham bahwa keuangan daerah dalam kondisi yang kritis sehingga gerak perbaikan menjadi terbatas. Untuk itulah kami mempercayakan berjalannya roda pemerintahan pada diri anda sekalian. Saya yakin kebijakan-kebijakan yang kalian ambil dapat bermanfaat bagi rakyat. Saya yakin anda adalah orang - orang yang mampu mengemban amanah ini.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun