Mohon tunggu...
Putra Batubara
Putra Batubara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya cuma manusia biasa, tak ada yang istimewa dari saya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UN 2015: Berlomba – lomba dalam Kejujuran

12 April 2015   06:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:14 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ujian Nasional (UN) untuk SMA dan SMK akan dimulia pada besok Senin (13/04). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan menyatakan bahwa persiapan sudah selesai. Ujian Nasional kali ini bukan lagi sebagai satu-satunya alat ukur menyakan peserta didik lulus atau tidak. UN dijadikan sebagai pemetaan kwalitas pendidikan nasional kita. Mendikbud justru menekankan bahwa UN kali ini adalah kompetisi jujur – jujuran antara stake holder yang ada seperti Kepala SKPD, Kepala Sekolah, Guru, Siswa dan juga Bimbingan Belajar (Bimbel). Cara mengamankan distribusi soal dan mengamankan UN pun sudah menurunkan “kelas” nya, Polisi menggunakan pakaian sipil tidak pakaian dinas, bahkan beberapa daerah sudah tidak memanfaatkan jasa kepolisian lagi.

Seharusnya dengan aturan baru Mendikbud tentang UN bukan satu-satunya indikator kelulusan siswa dapat menjadikan momentum nasional agar semua stake holder pendidikan jujur pada kemampuan diri sendiri. Seluruh stake holder tidak perlu secara berjamaah melakukan kecurangan lewat bocoran soal UN. Pun termasuk Bimbel tidak perlu lagi menjual jargon “Pasti Lulus UN 100%”. Masalah pendidikan kita saat ini terlanjur kompleks, dari mulai anggaran pendidikan yang kurang, anggarannya dikorupsi, guru yang kapasitasnya kurang diupgrade, kenakalan teman sebaya peserta didik, media yang tidak ramah dengan peserta didik, fasilitas sekolah yang kurang, kurangnya tenaga pengajar, kurangnya kesejahteraan guru, termasuk juga didalamnya belum jujurnya 100% kita dalam menghadapi UN.

Selama ini kebocoran soal bisa dari mana saja, meskipun “orang pusat” sudah mengatur agar soal ada berbagai jenis paket tetap saja lebih canggih kejahatan membocorkan soal UN ini. Memang akan jadi ramai kalau nanti kita temukan misalnya peserta UN yang lulus di sekolah A Cuma 50% padahal selama ini sekolah A itu selalu lulus 100%. Meskipun tidak bisa digeneralisir tapi pikiran – pikiran kritis kita akan bertanya, jangan – jangan selama ini 100% lulus karena curang. Belum lagi bimbel – bimbel tertentu yang menjual kampanye “Pasti Lulus UN 100%” entah karena timnya sangat jago memilih soal yang akan keluar atau memang dapat bocoran soal dari “orang pusat” dan memang jualan bimbel- bimbel ini selalu terbukti benar.

Penulis juga pernah mendengarkan sendiri kecurangan – kecurangan UN selama ini, seperti dari bimbel dan guru, juga peserta didik yang aktif mencari paket kunci jawaban, lalu sebelum hari H paket itu dijual dengan harga tertentu. Penyakit ketidakjujuran UN kita selama ini sudah masuk tahap memprihatinkan, meskipun tidak 100% peserta didik dan stake holder sekolah melakukan kecurangan. Bagaimana dengan UN 2015? Penulis berharap ada perubahan besar, toh UN sudah gak seseram UN sebelumnya.

UN sendiri menurut penulis adalah upaya sentralisasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Tentu ada baik dan buruknya. Anggarannya tidak sedikit, mencapai 600 Milyar, tentu dana segini sangat mungkin diselewengkan dan dijadikan sekedar proyek tahunan kementerian. ICW bersama forum guru dan wali siswa sendiri jauh sebelum Mendikbud mengatur soal UN telah memberikan masukan langsung agar UN dihapuskan saja. Jika UN dihapuskan tentu ada pihak – pihak yang akan merasa dirugikan. Atau dana UN ditekan sehingga sisa dana yang ada dapat digunakan untuk membangun sekolah – sekolah yang roboh dan mau roboh, mendidik guru atau menambah fasilitas pendidikan lainnya.

Selamat UN Pelajar Se-Indonesia, Ayo berlomba – lomba dalam kejujuran

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun