Mohon tunggu...
Kuncoro Djati
Kuncoro Djati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Owner PT. Duta Mitra Indonesia - Kampung Putra Agro - Putra Agro lestari

Alam mengajarkan kita untuk lebih bijak mencintai semesta tanpa kecuali

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa Itu Tanah Sawah Endapan Aluvial?

16 Oktober 2021   18:10 Diperbarui: 16 Oktober 2021   18:12 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Lahan sawah berbeda dengan lahan kering. Pada lahan sawah ketersediaan air menjadi hal yang utama. Hal tersebutlah yang menjadikan sebuah asal usul dari tanah sawah aluvial. Lahan sawah pada umumnya datar serta dekat dengan sumber air atau sungai yang akan sungai tersebut akan membawa berbagai endapan atau akumulasi dari berbagai macam unsur pembentuk tanah. Berbicara mengenai bahan penyusun tanah ada empat komponen yaitu bahan padat mineral, bahan padat organik, air dan udara. Bahan padat mineral terdiri dari atas berbagai pelapukan batuan yang terjadi ratusan tahun, bahan organik tentunya dari dedaunan yang mengalami proses pembusukan dalam jangka waktu tertentu.

Tanah sawah dari endapan aluvial mempunyai komposisi mineral dan sifat kimia yang bervariasi, dipengaruhi oleh jenis bahan endapan yang menjadi bahan pembentuk tanahnya. Secara umum tanah sawah aluvial mempunyai sifat kimia yang relatif baik, apalagi pembentukan tanahnya terjadi di daerah cekungan ataupun dataran yang merupakan areal terjadinya akumulasi bahan dan pengendapannya.

Endapan aluvial boleh dibilang merupakan endapan hasil dari erosi atau pelapukan dari daerah hulu sungai yang kemudian terlarut oleh air hujan dan yang akhirnya terendapkan oleh air sungai ke daerah hilir sungai, tentunya di daerah hulu dan hilir akan berbeda secara fisiknya, semakin dekat dengan sumber asal tanah tererosinya semakin kasar, sementara apabila semakin jauh panjang sungainya maka akan semakin banyak jenis bahan yang terangkut pada aliran sungai akan semakin halus dan homogen.

Hal ini tentunya tiap daerah akan berbeda beda menurut sumber bahan induk tanah yang terlarut maupun tererosi, sebagai contoh tanah sawah aluvial yang berada di sekitaran lereng gunung berapi misalnya Gunung Merapi dengan Sungai Bengawan Solonya , tentunya akan berbeda dengan tanah sawah endapan aluvial di daerah Indramayu dengan sungai Cimanuknya.

Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa perbedaan kandungan mineral antara tanah sawah di sepanjang sungai bengawan solo maupun di sepanjang sungai cimanuk, kalau di daerah seputaran lereng pegunungan merapi tanah sawahnya berasal dari endapan volkanik sehingga mineral liatnya di dominasi oleh monmorilonit dengan sedikit kaoinit dan haloisit hidrat, dengan pH tanahnya yang bersifat masam sedangkan tanah sawah di Indramayu mempunyai kandungan mineral pasir mudah lapuk, dengan kandungan mineral liatnya yang sama yaitu campuran antara monmorilonit, illit dan kaolinit, dengan pH tanahnya yang bersifat basa.

Tingginya kandungan mineral mudah lapuk mengindikasikan bahwa tanah sawah tersebut kaya akan sumber hara, dengan mengetahui susunan mineral pasir, mineral liat dan sifat kimianya kita akan bisa menentukan secara tepat tanaman apa saja yang cocok dan dapat tumbuh dengan baik di daerah tersebut namun kesemua tanah aluvial sangat cocok untuk tanaman padi, namun tiap daerah akan mempunyai tanaman buah yang dominan, sebagai misal tanah sawah aluvial di Indramayu lebih dominan dan cocok untuk tanaman buah mangga.

Untuk menjaga kualitas tanah sawah aluvial perlu adanya sebuah pemukan yang tepat, karena tiap daerah mempunyai kandungan bahan organik yang berbeda, kalau di daerah seputaran gunung berapi mempunyai kandungan bahan organik yang cukup tinggi sedangkan di daerah Indramayu mempunyai kandungan bahan organik yang rendah.

Setelah kita mengetahui kandungan kimia pembentuk di daerah tanah sawah aluvial, akan mempermudahkan kita dalam melakukan proses peningkatan unsur hara sebagai nutrisi untuk tanaman padi, dalam hal ini berapa dosis yang tepat untuk pupuk yang mempunyai kandungan N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro) dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro)

Untuk mendapatkan hasil produksi tanaman padi yang tinggi serta berkelanjutan perlu adanya penambahan bahan organik seperti kompos dari campuran kotoran ternak, daun daunan dan limbah organik lainnya, tentunya kompos organik yang sudah mengalami proses pengolahan yang baik dengan penambahan mikroba penambat N, mikroba pelarut P dan K, serta mikroba yang bersifat antagonis patogen antara lain Trichoderma.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun