Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Miss You] The Unspoken

19 Oktober 2018   16:54 Diperbarui: 19 Oktober 2018   16:54 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teras Rumah, Pukul 06.00,

Randi tengah merapikan kemeja dan celana panjangnya, rambutnya dibiarkan begitu saja tanpa disisir terlebih dahulu, sementara tangannya kemudian mengambil sepasang casual boots berwarna cokelat yang tergeletak di teras, tepatnya persis di depan pintu masuk.

Semalam ia pulang amat larut sehingga lupa memperhatikan sepatunya, apakah sudah berada pada tempat semestinya atau tidak. Tidurnya hanya terhitung beberapa jam, itupun tergolong tak nyenyak, tubuhnya terasa pegal-pegal untung saja ia masih bisa bangun untuk melaksanakan sholat subuh walau tak dilakukan secara berjamaah di masjid terdekat. Seporsi sandwich telah berada di sakunya, "mempersingkat waktu sarapan", menurutnya. Pagi ini Randi harus sampai di kantor lebih awal karena ada beberapa hal yang harus ia persiapkan untuk keperluan meeting.

Meeting selesai, semua berjalan dengan baik. Tapi seperti ada yang mengganjal di hati Randi, entah apa. Ia masih menerka-nerka.

**

Kamar Allysa, Pukul 19.05,

Kamu, hai kamu! Apa kabarmu? Lama tak bersua, ke mana perginya kabarmu? Tertelan bumi? Atau aku sudah tak layak lagi menerimanya? Hai kamu, aku rindu!

Allysa tengah menuliskan kata demi kata di selembar kertas, ketika hujan turun. Alhamdulillah hujan, batin Allysa sambil menghirup bau petrichor yang begitu ia suka. Sebagian orang memanfaatkan hujan untuk mengingat kenangan-kenangan yang pernah terukir indah di waktu yang lalu. Sebagian lagi memanfaatkannya untuk berdoa, karena doa yang tak akan ditolak salah satunya adalah doa ketika hujan. Dan Allysa adalah bagian dari keduanya. Ada sosok yang belakangan ini tak pernah luput dari hatinya, ialah Randi, laki-laki yang baru dikenalnya beberapa bulan lalu, namun walau begitu ia merasa telah lama mengenal Randi. Kejadian demi kejadian yang ia lewati bersama Randi seperti sudah pernah ia lakukan sebelumnya. De Javu.

Hujan membuat ingatan Allysa berlari pada sebuah momen. Kala itu, sore sepulang dari kantor, hujan turun dengan sangat lebat. Allysa yang lupa membawa payung akhirnya memilih berteduh pada sebuah halte. Di waktu yang bersamaan, Randi yang kebetulan bekerja di kantor yang jaraknya tak jauh dari kantornya, juga memilih berteduh di tempat yang sama.

"Loh, nggak naik mobil kantor, Sa?" Randi yang kebetulan baru saja tiba dan melihat Allysa langsung memulai percakapan.

"Nggak, lagi pengen mampir gue. Lo sendiri nggak bawa kendaraan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun