Mohon tunggu...
Putoet Argo
Putoet Argo Mohon Tunggu... profesional -

Terimakasih Mau Menjadi Sahabatku http://dimensimouldmaker.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalau Tidak Dapat Menyejahterakan Rakyat, Jangan duduk di Pemerintahan...Apapun Alasannya

26 Agustus 2014   02:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Dalam wawancara beberapa hari yang lalu, Presiden terpilih 2014-2019 dan wakilnya Jokowi+Jk tlah menyatakan rencana-rencana Pemerintahan kedepan. Tentang subsidi BBM tetap harus diberikan kepada rakyat, tetapi harus dalam bentuk yang produktif, kata pak Jk:"pertanyaannya apakah BBM yang selama ini, dipakai oleh yang punya mobil belinya murah, tetapi jalanannya jelek, sekolahan juga jelek, rumah sakit jelek, rumah rakyat juga jelek, mana yang lebih penting?. Maka subsidi akan dipindahkan, akibatnya subsidi berkurang, tetapi subsidi kerakyat tidak berkurang.

Dan setelah ditanyakan tentang subsidi ini akan menjadikan Bom Waktu, juga Jk yang mengawali menjawab :" bukan bom waktu, tetapi terlambat waktu pengurangan subsidi, sehingga Pemerintah kesulitan membangun infrastruktur , membangun hal-hal untuk rakyatnya , subsidi BBM suatu keberanian untuk memindahkannya.
Lalu Jokowi pun menimpalinya :" Butuh keberanian tindakan yang tidak populer, bila ruang anggaran tidak banyak, sehingga memang kebijaksanaan itulah yang harus di laksanakan, subsidi BBM ini akan dialihkan kepada pengguna-penggunaan yang lebih produktif, subsidi pupuk ke petani, subsidi kepada nelayan, ekonomi dibawah makin bergerak, subsidi BBM yang menikmati yang bermobil,..asal dijelaskan dengan baik masyarakat akan menerima.
Ditanyakan juga apakah Jokowi berani tidak populer. Lalu dijawabnya :" kita bekerja bukan untuk populer,..untuk memajukan masyarakat, untuk memajukan negara ini, bangsa dan menyejahterakan masyarakat bukan yang lain.
Ketika keputusan harga BBM masih jadi bahan perdebatan, sebenarnya telah memicu harga-harga barang dipasar naik, sehingga diperkirakan sudah terjadi tambahan inflasi. Akibatnya naiknya harga barang mendahului keputusan kenaikan harga BBM, sedangkan penundaan kenaikan harga BBM ini akan memperpanjang waktu ketidakpastian. Sehingga kenaikan barang-barang kebutuhan pokok ini tak terhindari.
Isu rencana kenaikan BBM selama beberapa hari dapat menciptakan guncangan politik dan pasar, keputusan-keputusan yang masih mengambang bisa berakibat emosi masyarakat, bahkan bisa berakibat banyak elemen masyarakat semakin marah yang membuat kepopuleran Jokowi+Jk merosot ,kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menurun ( semoga saja tidak terjadi ).
Kenyataan ini akan berakibat kelangkaan BBM menyengsarakan begitu banyak orang.
Yang menjadi permasalahan sekarang ini adalah pendapatan masyarakat kembang-kempis.
Pemerintah semestinya berkonsentrasi menaikkan pendapatan mereka, supaya daya beli tidak menuruuun, itu yang perlu diupayakan.
Dan saya berharap Pemerintah lebih baik tetap populer, karena membela kepentingan rakyatnya, dan "Mikir Jero", "Lembah-Manah" tidak seenak udhele dewe.!..jaga perasaan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun