Namun Puji Tuhan di antara sekian orang yang jahat terdapat orang yang benar yakni Nuh. Nuh kedapatan benar di mata Tuhan maka Tuhan merencanakan hal yang baik.Â
Tuhan memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera supaya pada saat Tuhan menumpahkan air bah Nuh dan keluarganya bisa selamat. Kita melihat pada ayat-ayat selanjutnya ketika air bah ditumpahkan ke muka bumi seluruh manusia yang jahat dimusnahkan, hanya tertinggal Nuh dan keluarganya karena kedapatan hidup benar di harapan Tuhan. Maka melalui kisah ini Tuhan bisa saja menimpakan musibah oleh karena kejahatan manusia.
- Belajar dari Kisah Yunus
Saudaraku sekalian yang dikasihi Tuhan, dan pendengar yang budiman,
Pelajaran selanjutnya kita bisa melihat kisah Nabi Yunus. Dalam Kitab Yunus pasal 1 diuraikan bahwa melihat kejahatan manusia yang terjadi di kota Niniwe maka Tuhan memerintahkan Yunus menuju kota itu dengan harapan kehadiran Yunus bisa mengembalikan manusia kepada jalan-jalan Tuhan. Namun apa yang terjadi ketika Tuhan memerintahkan Yunus menuju kota Niniwe justeru Yunus berjalan menuju ke kota Tarsis yang jauh dari dari hadapan Tuhan. Yunus merasa takut dengan bayang-bayang yang sedang terjadi di kota Niniwe.Â
Dari sini kita melihat sebuah ketidaktaatan yang dialami oleh Yunus, Yunus merasa bahwa keputusan yang diambil akan menyelamatkan dirinya, namun ternyata yang terjadi sebaliknya. Ketika Yunus mencoba mengingkari apa yang Tuhan mau justeru dia menemui bencana yang luar biasa. Dalam perjalanan naik kapal menuju kota Tarsis terjadilah badai sehingga hampir-hampir kapal terpukul hancur.Â
Selanjutnya terdapat ayat-ayat yang menjelaskan : Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal  itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak . Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: "Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah  kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa. Lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Marilah kita buang undi , supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka  ini."Â
Mereka membuang undi dan Yunuslah yang mendapat undi, maka Yunus dibuang ke laut, dan saat itu badaipun berhenti. Kita melihat ketidaktaatan Yunus membawa bencana bukan saja untuk diri sendiri namun berdampak bagi orang lain dalam hal ini orang-orang dalam satu kapal itu. Maka selanjutnya oleh penentuan Tuhan datanglah ikan besar yang menelan Yunus.
Saudaraku sekalian yang dikasihi Tuhan, pendengar yang budiman.
Mari sejenak kita bayangkan penderitaan Yunus saat itu, bagaimana dia merasakan hidup di dalam perut ikan? Walaupun di satu sisi ini adalah Mukjizat Tuhan karena Yunus bisa hidup di dalam perut ikan namun saya kira Yunus mengalami kesengsaraan yang luar biasa.Â
Maka tidak heran dalam ayat-aya selanjutnya terlukis kata-kata Yunus yang seolah-olah sudah tidak ada harapan, misalnya yang tertulis pada : Yunus 2 : 5 -- 6 Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalakui  di dasar gunung-gunung.  Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur  ya TUHAN, Allahku.
Ungkapan Yunus menggambarkan penderitaan yang dialami oleh Yunus yang seolah-olah sudah tidak ada harapa lagi bagi Yunus.