Mohon tunggu...
Purwanto
Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - Data Diri

Purwanto, Direktur Utama PT. Manna Komputindo di Salatiga sebuah perusahaan bergerak di bidang JASA KONSULTASI IT, dan owner Puteri Sion sebuah perusahaan bergerak di bidang JASA MULTIMEDIA. Di Bidang Kemasyarakatan sebagai Ketua Umum Badan Kerjasama Gereja-Gereja Salatiga (BKGS). Nilai-nilai Kehidupan KOLOSE 3 : 23

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menyikapi Musibah yang Sedang Terjadi

7 April 2020   21:20 Diperbarui: 7 April 2020   21:29 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dari pernyataan  tersebut bisa diketahui bahwa Tuhan turut berkerja dalam setiap apa yang sedang terjadi pada umat yang dikasihi, yang pada akhirnya pasti ada perkara yang indah, pasti ada hikmatnya. Mari kita terus yakini bahwa setiap kejadian yang menimpa hidup kita ada hikmahnya. Itu sebabnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur.

Selanjutnya untuk memiliki pemahaman mendalam sebagai orang beriman  mari kita belajar dari berbagai pengalaman religi beberapa tokoh Alkitab.

  • Belajar  Kisah Nabi Ayub.

Ketika kita sedang dalam keadaan "bencana" maka tentu kita ingat kisah nabi Ayub,  untuk itu maka pendengar sekalian saya ajak mencermati beberapa ayat yang menggambarkan kisah nabi ayub, berharap kita mendapat inspirasi. Mari kita baca Ayub. Kitab Ayub Pasal 1 : 1 -- 22.

Dari bacaan tadi kita bisa melihat, siapa Ayub?

Berdasar ayat 8, kita dapat ketahui bahwa Ayub adalah Hamba Tuhan yang paling saleh, paling jujur dan paling takut akan Tuhan. Kenapa saya menyebut paling? Sebab dari ayat tersebut dikatakan tidak ada satu orang pun di bumi seperti kesalehan, kejujuran dibanding dengan Ayub. Maka kita bisa menyimpulkan bahwa Ayub adalah orang yang benar dihadapan Tuhan, orang yang tak bercacat, orang tidak berdosa. Pertanyaannya adalah, kenapa orang yang saleh dan benar serta takut akan Tuhan mengalami bencana yang luar biasa? Ayub harus kehilangan hartanya, rumahnya, bahkan anak-anaknya dalam sekejab. 

Bahkan di pasal-pasal selanjutnya terlukiskan betapa penderitaan Ayub yang luar biasa karena penyakit yang dideritanya.  Kitab Ayub pasal 2 dan 3 misalnya terlukiskan berapa penderitaan ayub luar biasa. Mengapa itu terjadi, ternyata jawabnya adalah karena hal ini atas ijin Tuhan. Dalam dialog antara Iblis dengan Tuhan terlukis dari Ayub 1 : 11-12  rupanya Tuhan mengijinkan Ayub mengalami pendertiaan, maka atas Ijin Tuhan Iblis membuat musibah atas diri Ayub, hanya jiwanya yang harus tetap dijagain, artinya penderitaan ayub tidak sampai kepada kematian.

Jadi ringkasnya belajar dari kisah Ayub penderitaan yang dialami oleh Ayub karena kehendak Iblis dan diijinkan oleh Tuhan. Oleh karenanya kita bisa merenungkan atas kejadian saat ini bisa jadi kejadian ini merupakan ijin Tuhan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Bisa jadi kita tidak bersalah namun tetap saja ada ijin Tuhan agar kita menerima musibah, tujuannya tentu demi kebaikan umat manusia itu sendiri.

Itu sebabnya maka tidak ada alasan untuk tidak bersyukur, mari tetap bersyukur kepada Tuhan apapun yang kita hadapi, sebagaimana dicontohkan oleh Ayub dalam Ayub 1 : 20 -- 21 : "Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, s  dan mencukur kepalanya,t  kemudian sujudlah ia dan menyembah  katanya: 

"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali v  ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, w  terpujilah x  nama TUHAN!"   Keteladanan Ayub seharusnya menginspirasi kita semua, mari kita tetap bersyukur sebab semua itu dalam kekuasaan Tuhan, kita ada karena Tuhan, kita hidup karena Tuhan, seandainya kita sakit juga atas ijin Tuhan dan pada akirnya ketika kita kembali ya oleh karena Tuhan.

  • Belajar Kisah Nabi Nuh

Pendengar yang budiman, saudara-saudari sekalian yang dikasihi Tuhan

Pembelajaran selanjutnya kita akan melihat kisah Nabi Nuh. Dari bacaan Kitab Kejadian 6,7 dan 8 Kita bisa melihat peristiwa bahtera Nuh. Dari kitab kejadian 6 dijelaskan bahwa manusia kedapatan "jahat" di mata Tuhan, sampai-sampai Tuhan menyatakan bahwa Tuhan akan menghapus manusia di muka bumi. Tuhan sempat menyatakan dia menyesal telah menjadikan manusia (ayat 7). Pernyataan ini tentu tidak memperlihatkan bahwa rencana Tuhan menjadikan manusia itu gagal, namun karena atas kehendak bebas yang dimiliki manusia akhirnya manusia lupa akan Sang Pencipta, manusia telah berkianat pada Tuhan dengan melakukan kejahatan di muka bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun