Selamat Bekerja Bapak Jokowi-Amin

Demikian pula kesenjangan desa dan kota masih saja dirasakan sampai hari ini. Indikator kesenjangan bisa dilihat anatar lain masih banyaknya kecenderungan masyarakat desa melakukan urban ke kota, berbagai fasilitas baik pendidikan, kesehatan, dan fasilitas lainnya di kota masih jauh lebih baik dari pada di desa. 

Memang saat ini sudah ada yang namanya Program Dana Desa, namun realita menunjukkan bahwa desa masih relatif sulit berkembanga menyamai kota, maka yang masih terjadi adalah adanya daya dorong  desa sehingga masyarakatnya cenderung urban ke kota, dan masih adanya daya tarik kota  yang bisa mempengaruhi masyarakat desa berbondong-bondong ke kota.

Kendati memag bukan hal mudah, namun sudah saatnya desa mendapat perhatian serius dari semua pihak untuk ditingkatkan pembangunanannya, ekonominya, sarana dan prasarannya fasilitas kesehatan dan pendidikan serta ditingkatkan sumber daya manusianya. Beberapa cara yang bisa ditempuh adalah mendodong para investor bisa melakukan investasinya di desa-desa. 

Mendorong dibukanya pabrik-pabrik di desa-desa sebab dengan adanya investasi dan pabrik-pabrik di desa-desa maka sudah pasti akan menyerap tenaga kerja dari desa yang tidak harus pergi dari desanya. Perlu dibuka pusat-pusat hiburan harus menuju ki kiblat desa, sehingga desa akan memiliki daya tarik tersendiri. Pada gilirannya  pendapatan masyarakat desa mengalami peningkatan, dengan demikian ada gaerah ekonomi di desa. 

Dalam waktu yang bersamaan para publik pigure perlu membangun narasi-narasi bahwa tinggal dan bekerja serta membangun desa jauh lebih menarik dari pada tinggal di kota. Di desa memiliki keunggulan suhu udara lebih nyaman, kehidupan masyarakat masih baik, polusi udara masih yang masih nyaman dan sebagainya. Harapan ke depan akan terjadi kebalikan terdapatnya daya dorong dari kota untuk pindah ke desa karena memang di desa terdapat daya tarik tersendiri.

Dari sisi penyalahgunaan narkoba juga tidak boleh dilewatkan, sebaliknya perlu mendapatkan perhatian serius. Berdasarkan data, kira-kira ada 50 orang di Indonesia yang meninggal dunia setiap hari karena penyalahgunaan narkoba. Jika dikalkulasi dalam setahun, ada sekitar 18.000 jiwa meninggal dunia karena penggunaan narkoba. Angka itu belum termasuk 4,2 juta pengguna narkoba yang direhabilitasi dan 1,2 juta pengguna yang tidak dapat direhabilitasi. (Kompas.com, 4 Februari 2014). 

Angka-angka itu merupakan angka yang luar biasa besar oleh karenanya dari segala lini pemberantaran penyalahgunaan narkoba perlu menjadi perhatian serius harus dicari dari sumber dan akar-akarnya sehingga penyelesaiannya akan menjadi tuntas. Sebab bila tidak demikian aka memgkhawatirkan generasi  yang akan datang, itu artinya akan memggaggu terwujudnya manusia unggul seperti yang dicita-citakan oleh Bapak Joko Widodo dan Bapak Maruf Amin. Maka penegakkan hukum dalam hal ini menjadi penting, hukuman berat baik bagi para pemakai, pengedar apalagi para bandar perlu diterapkan agar para pelaku menjadi jera.

Yang tidak boleh dilupakan adalah perihal pemberantasan korupsi. Penulis bukan bermaksud "tatah" dari berbagai pendapat, namun penulis setuju keberadaan KPK harus diperkuat jangan sebaliknya diperlemah. Maka UU yang bersifat memperlemah keberadaan KPK harus direvisi, dalam hal telah terjadinya revisi UU KPK yang disinyalir memperlemah keberadaan KPK maka Presiden harus berani mengeluarkan PERPU yang bisa mengembalikan situasi bahkan bisa lebih memperkuat keberadaan KPK. Penindakan dan hukuman pada para koruptor harus diperberat, bagi para pencuri uang rakyat harus dibuat "jera" sebab hal inilah yang menyebabkan terganggunya kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.

Selanjutnya selamat bekerja Bapak Jokowi dan Bapak Maruf Amin, selamat melayani semua. Layanilah rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke,  layanilah semua suku baik Batak, Melayu, Serawai, Betawi, Sunda, Baduy, Jawa, Madura, Bima, Dayak, Minahasa, Gorontalo, Buru, Asmat dan mungkin ada suku-suku lain. Berharap semua suku bangsa di Indonesia mendapatkan pelayanan yang sama. Layanailah semua pemeluk agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia baik Agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu tanpa membeda-bedakan. 

Layanilah semua profesi dari seluruh rakyat Indonesia, baik TNI, Polri, ASN, Wiraswasta, Pekerja Seni, pedagang, petani, nelayan, buruh, pekerja rumah tangga, kuli pasar, kuli bangunan dan sebagainya berbagai-bagai mata pencaharian yang ditekuni oleh seluruh rakyat Indonesia layanilah mereka dengan penuh keadilan. Mereka semua harus dilayani secara berkeadilan, mereka semua harus diberikan hak-haknya, sebab mereka juga  menunaikan kewajiban sebagai warga negara.

Di bagian lain seluruh rakyat Indonesia kini saatnya memberi dukungan maksimal kepada pemimpin pilihan rakyat, yang kita yakini juga pilihan Tuhan. Karena Presiden dan Weakil Presiden ini adalah pilihan rakyat, maka konsekuensi logisnya seluruh rakyat harus memberikan dukungan maksimal agar para pemimpin kita bisa membangun bangsa dengan lebih baik. Itu bukan berarti rakyat tidak boleh mengkritik.