Mohon tunggu...
puteri agustefanni
puteri agustefanni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Andalas

Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Minang di Bumi Melayu

1 Maret 2021   13:01 Diperbarui: 1 Maret 2021   13:19 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perantau, sudah tidak asing lagi jika dikaitkan dengan masyarakat Minangkabau. Adat Merantau ini sudah dilakukan sejak zaman dahulu, para " perantau Minang terdahulu" sudah meninggalkan tanah kelahirannya sejak lama, dan keturunannya pun telah menjadi bagian dari tanah yang ia tinggali selama ini.

Peribahasa Minang yang berbunyi " karantau Madang dihulu, berbuah berbunga belum karantau bujang dahulu, di rumah berguna belum" atau " daripada malu pulang ke kampung, lebih baik rantau diperjauh ", Hal itulah yang ditanamkan Di Jiwa para perantau Minang, sehingga mereka tidak pernah pulang lagi ke kampung halamannya, walaupun rindu dendam pada ranah Bundo.

Saat ini diperkirakan lebih dari setengah populasi orang Minangkabau hidup berkembang di wilayah perantauan, baik di Indonesia maupun mancanegara. Salah satunya di Riau, tepatnya di kabupaten Bengkalis. Kedatangan perantau Minang di bumi Melayu ini sebagian besar datang untuk berdagang, contohnya di pasar Terubuk kabupaten Bengkalis sebagian besar penjualnya merupakan perantau dari Minang, karena hal tersebut masyarakat Minang di kabupaten Bengkalis dikenal sebagai orang yang mempunyai etos kewirausahaan yang tinggi.

Namun Merantau bukan menjadi alasan masyarakat Minang untuk melupakan budaya nenek moyang mereka. Seperti halnya masyarakat Minang yang ada di Kabupaten Bengkalis, mereka mempunyai komunitas yang dikenal dengan IKMR (Ikatan Keluarga Minangkabau Riau). IKMR sendiri dibuat agar para perantau Minang tidak lupa akan adat dan budaya mereka.

Salah satu bukti lagi bahwa para perantau Minang yang ada di Kabupaten Bengkalis Tidak melupakan budayanya yaitu, mereka mendirikan Sanggar Tari, sanggar ini didirikan oleh masyarakat Minang yang ada di Kabupaten Bengkalis. Biasanya para penari diambil dari anak-anak yang orang tuanya berasal dari suku Minang, namun sekarang sanggar tersebut dibuka untuk halayak umum. Hal ini merupakan salah satu cara mereka memperkenalkan budaya minang di bumi Melayu.

" Biasanya tarian itu akan ditampilkan pada acara-acara pernikahan yang menggunakan adat Minang, tuan rumah akan menyewa para penari untuk menarikan tarian gelombang (tarian persembahan Minang). Tak hanya pada acara pernikahan, pada acara-acara besar seperti ulang tahun Kabupaten Bengkalis akan ditampilkan juga, biasanya untuk mewakili paguyuban" tutur Shofi Salsabila Putri, salah seorang anggota dari IKMR.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun