Mohon tunggu...
Puteri AfsaPradipta
Puteri AfsaPradipta Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas jambi

administrasi pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Penerapan Sistem Pendidikan Inklusi di Sekolah

21 April 2021   11:56 Diperbarui: 21 April 2021   12:28 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan Inklusi adalah pendidikan dimana peserta didik yang difabel (memiliki keterbatasan seperti keterbelakangan mental, fisik, dll) diijinkan bersekolah di sekolah umum dan bergabung dengan peserta didik lainnya. Sekolah harus menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti akses khusus ke sekolah, toilet khusus, tangga khusus, dll. Sistem ini akan memberikan peluang baik bagi siswa difabel yang memiliki bakat atau potensi akademik yang belum diketahui.

Menurut saya, anak anak difabel bisa bersekolah dimana saja, di sekolah umum maupun sekolah luar biasa. Seperti yang dicantumkan di undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 32 yang menyebutkan bahwa indonesia memfasilitasi anak-anak difabel untuk mengikuti proses pembelajaran karena walaupun mereka memiliki kekurangan dalam hal fisik, emosional dan mental, mereka pasti memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang terpendam. Itu berarti anak difabel berhak mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak biasanya dan tidak dibeda-bedakan. 

Dengan adanya penggabungan kelas antara siswa difabel dan siswa biasa, siswa difabel dapat belajar bersama dengan aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali. Sistem tersebut juga membantu siswa difabel untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang normal lainnya sehingga ini bisa menjadi point plus untuk kehidupannya yang akan datang. Pasti akan datang waktunya anak-anak difabel harus berinteraksi dengan dunia luar, diharapkan dengan adanya pendidikan inklusi anak-anak difabel dapat terbiasa dan pintar menempatan diri pada saat bersosialisasi di dunia luar.

Tentunya sekolah yang mengadakan pendidikan inklusi harus menyiapkan pendidikan dan pengawasan yang lebih extra. Guru pembimbing khusus harus membuat kurikulum modifikasi sesuai kemampuan peserta didik difabel tersebut. Salah satu tugas guru pembimbing khusus adalah melakukan pendampingan serta bimbingan kepada peserta didik berkebutuhan khusus dalam kegiatan pembelajaran. Selain dilakukannya pengawasan, guru pembimbing khusus juga dianjurkan membuat cartatan hasil perkembangan belajar setiap peserta didik berkebutuhan khusus tersebut. Dari yang telah saya jelaskan, banyak sekali kegiatan atau proses yang mungkin sedikit lebh sulit dari pendidikan yang biasanya karena dengan pendidikan inklusi sekolah harus siap sedia memfasilitasi dengan baik agar tidak terjadi kegaduhan di sekolah. Ini juga dapat menjadi pekerjaan tambahan bagi sekolah yang menerapkan sistem tersebut.

Pendidikan inklusi juga dapat berpengaruh pada masyarakat sekitarnya. Siswa non-difabel dapat belajar bagaimana cara memperlakukan teman yang berbeda dengan mereka. Tentunya ini akan menjadi nilai yang baik bagi pribadi siswa tersebut. Mereka juga akan lebih berfikir kritis dan lebih bersyukur dengan apa yang mereka miliki saat ini. Tapi tidak sedikit juga yang malah memperlakukan siswa difabel dengan cara yang salah. Sebenarnya kejadian itu juga dapat dicegah jika pola asistensi, manajemen, dan pola perlindungan anak di sekolah tersebut bagus, pihak sekolah akan memberikan pengertian kepada siswa nya bahwa anak-anak difabel juga memiliki hak yang sama dalam proses pembelajaran. 

Sebenarnya sistem dipisah atau digabungkan sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing. Jika pendidikan siswa difabel dipisah itu akan lebih kondusif karena guru pembimbing dan sekolah tentunya akan lebih fokus terhadap mereka serta sistem yang diterapkan di sekolah juga lebih ketat. Tetapi siswa difabel menjadi sedikit lebih introvert dengan dunia luar, pastinya mereka akan kurang terbiasa jika nantinya harus berhadapan dengan dunia luar. Berbanding terbalik dengan sistem yang menggabungkan siswa difabel dan non-difabel. Permasalahan yang sering terjadi adalah siswa non-difabel kurang megerti dan malah membully siswa dfabel tersebut dan ditakutkan jika pihak sekolah tidak mengetahui masalah tersebut. Tetapi jika berjalan dengan baik, siswa difabel dapat membiasakan diri bersosialisasi dengan orang sekitar yang akan sangat berguna bagi kehidupan ia nantinya.

Saya dapat melihat dari dua sisi, yaitu sisi siswa dan sisi pihak sekolah mengenai pendidikan inklusi. Dari sisi siswa difabel dan non-deifabel pasti banyak tantangan yang akan dilalui. Tetapi tantangan itu juga akan terasa mudah jika keduanya dapat bekerjasama dengan baik. Siswa difabel juga pastinya akan memiliki kebahagiaan sendiri ketika berinteraksi dengan siswa non-difabel. Sedangkan dari sisi pihak sekolah jika pendidikan inklusi diterapkan tentunya akan menciptakan tantangan baru bagi pihak sekolah untuk menjalani sistemnya agar dapat berjalan dengan baik. Pihak sekolah mungkin akan mengalami sedikit kesulitan, maka dari itu diperlukannya orang yang ahli untuk menerapkan sistem pendidikan inklusi.

Pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang menggabungkan proses pembelajaran siswa non-difabel dengan siswa difabel. Dari berbagai pihak tentunya akan menimbulkan dampak. Tapi diharapkan dengan adanya pendidikan inklusi program-program dan visi pendidikan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan terencana sehingga menciptaan lingkungan yang baik bagi seluruh pihak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun