Mohon tunggu...
Wisnu Bangun Saputra
Wisnu Bangun Saputra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mencoba menjadi Orang Jawa yang "JAWA"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Schleiermacher - Hermeneutika Romantis

28 Oktober 2015   14:12 Diperbarui: 28 Oktober 2015   14:12 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          Dan berangkat dari itu pula, Dannhauer menyimpulkan bahwa hermeneutika umum atau modern muncul lebih dulu dibanding hermeneutika bibel. Pandangan ini berbeda jauh dengan pandangan Wilhelm Dilthey yang menyimpulkna bahwa hermeneutika bibel murni berasal dari teologi Protestan. Akan tetapi, meskipun sudah sedemikian, Dannhauer gagal menjadikan Hermeneutika sebagai suatu disiplin ilmu mandiri. Selanjutnya, muncul Ernst  Schleiermacher.  

          Kegagalan Dannhauer dipandang Schleiermcher sebagai suatu kesempatan emas untuk meneruskan langkahnya. Dan ternyata hal itu bukan isapan jempol. Pada abad ke—19 melalui bukunya Hermeneutical and Criticism, Schleiermacher menuangkan ide-idenya tentang hermeunetika modern. dan di sinilah posisi hermeneutika romantic Schleiermacher berada.

Hermeneutika Romantis
Hermeneutika romantis adalah istilah lain dari hermeneutika aliran Objektivis Schleiermacher. Aliran ini muncul dalam wilayah hermeneutika Modern. Selain aliran ini, dalam hermeneutika modern ada aliran subjektivis dan Subjektiv cum Objektiv. Aliran subjektivis titik tekannya kepada pembaca, aliran objektivis kepada kandungan maksud asal dari sebuah teks, dan sedangkan subjektivis cum objektivis berusaha menengahi perdebatan antara keduanya.

Biografi Schleiermacher
Nama lengkapnya adalah Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher. Dia lahir pada tahun 1768 di Breslau, Jerman dalam keluarga Protestan. Kakeknya, Daniel Schleiermacher adalah seorang pastor dan ayahnya seorang tentara pendeta. Lingkungan yang seperti itu membawa Schleiermacher kecil memulai pendidikan  formal di institusi-institusi protestan: Morovian Brethren. Akan tetapi, semua itu tidak bisa memuaskan keraguan Schleiermacher dan justru malah membuatnya semakin ragu terhadap doktrin-doktrin protestan.

Pada tahun 1787, sebab tidak adanya kepuasan tadi, dia—meski tidak searah dengan harapan ayahnya—pindah ke Universitas Halle yang dipandangnya lebih liberal dan sesuai dengan keinginannya, yaitu memperdalam humanisme. Di Halle, dia mengambil Teologi. Pada tahun 1790, dia lulus dalam bidang Teologi Kristen lalu bertugas sebagai tutor swasta sampai 1793.

Di waktu yang sama—dari 1790 sampai 1794—dia menggunakan waktu luangnya untuk mempelajari pemikiran-pemikiran raksasa ketika itu, Kant dan Spinoza. Pendeknya, setelah sepenuhnya memahami kedua pemikiran keduanya, Schleiermacher menuangkan idenya sendiri melalui kritikan terhadap beberapa pemikiran Kant. Sedangkan untuk Spinoza, dia mendukung pemikirannya. Dan semua itu bisa dilihat dalam beberapa karyanya: On Fridom dan Spinosizm.

Pada tahun 1793, karena ada konflik pemikiran dengan pemilik institusi, Schleiermacher diberhentikan sebagai tutor. Pada 1794, dia menjadi pastor di Landsberg sampai 1796. Selanjutnya dia memutuskan untuk pindah ke Berlin, bekerja dalam sebuah rumah sakit. Dan di sinilah dia bertemu dengan tokoh-tokoh romantis—Friedrich dan August Wilhelm—yang nantinya berdampak terhadap pemikiran hermeneutiknya sebagai hermeneutic romantic. Pada tahun-tahun berikutnya, dia lebih aktif menulis artikel-artikel dan buku-buku yang penting. Dan itu berlanjut sampai dia diangkat sebagai professor teologi dai Unversitas Berlin. Banyak karya-karya Schleiermacher yang begitu berharga dalam bidang filsafat bahasa, teologi, dan hermeneutika. Dia menutup usianya pada 1834.

Pemikiran Hermeneutika Schleiermacher.
Posisi Hermeneutika dalam ranah keilmuan
       Bagi Schleiermacher objek hermeneutika bukan hanya pada teks-teks bibel. Lebih dari itu, Schleiermacher, menempatkan hermeneutika di posisi yang luas. Artinya, objek hermeneutika bukan hanya sebatas teks bibel, namun apapun itu yang memiliki makna. Dia memandang, hermeneutika bukan hanya sebagai metode penafsiran. Akan tetapi, hal itu juga sebagai sesuatu yang membicarakan tentang hal-hal yang mendasar, semisal tentang mengapa kita mampu memahami, mengapa kita harus memahami, dan sebagainya. Sehingga, melalui Schleiermacher, di samping hermeneutika berbicara tentang bagaimana memahami secara benar, juga berbicara tentang mengapa seseorang mampu memahami.

Berpijak dari pandangan yang seperti itu, secara tidak langsung, Schleiermacher telah membagi pengertian hermeneutik ke dalam dua bagian: sempit dan luas. Yang pertama karena Schleiermacher masih menganggap hermeneutika sebagai metode penafsiran dan yang kedua karena dia telah menempatkan hermeneutika sebagai hermeneutika filosofis. Schleiermacher memiliki pandangan seperti itu karena dia menginginkan hermeneutika bisa berdiri sendiri sebagai sebuah teori ilmu pengetahuan atau mudahnya sebagai sebuah disiplin keilmuan yang mandiri.

Sebagai manifestasi dari pemikirannya, Schleiermacher mencoba memposisikan hermeneutika di tengah-tengah cabang keilmuan lainnya, lebih-lebih logika dan filologi. Akan tetapi, dia mengakui sendiri, untuk mencapai hal itu tidaklah mudah. Hal itu disebabkan oleh adanya hermeneutika sendiri—selama berabad-abad—hanyalah sebagai keterangan tambahan, appendix, dari logika maupun filologi. Selain itu, hermeneutika juga selalu terikat dengan retorika dan dialektika. Sehingga sebuah hal yang sulit, untuk menjadikan hermeneutika sebagai disiplin keilmuan yang mandiri.

Hermeneutika tidak bisa dipisahkan dengan retorika sebab retorika adalah tindakan berkata. Sedangkan hermeneutika adalah tindakan memahami. Berkata tanpa adanya proses memahami tidak akan pernah ada. Begitu juga sebaliknya—terlepas dari bagaimana model retorika—tanpa berkata proses memahami tidak akan pernah ada. Maka dari itu, Schleiermacher menyebut bahwa setiap tindakan memahami merupakaninversion of speech—act.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun