Mohon tunggu...
Puspa Nirmala
Puspa Nirmala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Orang Madura Mengenai Pernikahan pada Bulan (Syawal)

18 Juni 2021   16:00 Diperbarui: 18 Juni 2021   16:27 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pernikahan yang dilaksanakan pada Bulan Syawal juga tidak memiliki tanggal khusus, karena sudah termasuk kebaikan bagi umat muslim yang melaksanakannya. Pernikahan yang dilakukan pada Bulan Syawal ini juga tata cara pelaksanaannya, sama dengan pernikahan di bulan-bulan lainnya dan tidak ada perbedaan yang mencolok di dalamnya. 

Masyarakat Madura juga menganggap bahwa Bulan Syawal menepis kesialan bila menikah pada bulan ini karena, masyarakat menganggap bahwa pernikahan yang di lakukan pada saat Bulan Syawal adalah suatu cerminan yang sangat baik sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, dimana ada cerita bahwa Nabi Muhammad SAW, menikahi istrinya yakni Aisyah ra pada Bulan Syawal. Maka dari itu sebagian besar umat muslim mencontoh perilaku ini.

Masyarakat yang menikahkan anaknya pada Bulan Syawal berpendapat bahwa hal itu adalah tradisi di daerahnya yang sudah berkembang secara turun-temurun dalam menetukan hari dan tanggal pernikahan. Karena menikah di bulan ini adalah suatu kebaikan yang dianjurkan dan dapat membuat hubungan pernikahan bisa langgeng. Bagi orang Madura juga tidak ada perbedaan spesifik, semua bulan bagus untuk pernikahan. 

Menikah bisa dilangsungkan pada bulan-bulan yang dikehendaki, namun di sunnahkan untuk menikah pada bulan syawal dan pada bulan ini juga dipercaya bisa melancarkan sebuah acara pernikahan, tetapi kalau untuk bulan lainnya belum tentu bisa diberikan kelancaran. 

Jika hal ini dilihat dari teori kependudukan agama, ada beberapa hadist yang dapat menjelaskan mengenai pernikahan, serta menjelaskan beberapa alasan mengapa masyarakat memilih Bulan Syawal untuk melaksanakan perikahan anak - anak mereka. Pernikahan harus dilakukan jika dua insane tersebut sudah siap lahir batin dalam membangun rumah tangganya untuk menempuh kehidupan yang baru secara bersama-sama. Sesuai dengan ayat QS.An-Nuur : 32 yakni :

"Dan Kawinlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui."

Dari sini kita dapat mengetahui bahwa Allah SWT juga menjanjikan sebuah karunia pada pasangan yang melaksanakan ibadah menikah. Jadi bagi pasangan yang belum cukup materi tidak perlu khawatir, karena Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya, yang terpenting mereka melakukan pernikahan dengan tujuan untuk menjadi lebih baik, dan lebih beribadah serta melaksanakan segala perintah Allah SWT. 

Dikutip dari Kendari, Telidik.id untuk alasan masyarakat Madura yang sering melaksanakan pernikahan di Bulan Syawal adalah, pada zaman dahulu ada cerita mengenai larangan menikah pada Bulan Syawal, dikarenakan bisa membawa kesialan dan tidak mendapat berkah jika melakukannya, hal ini yang dipercayai oleh bangsa Arab Jahiliyah saat itu. 

Pada saat Bulan Syawal, unta betina mengangkat ekornya dan hal itu merupakan tanda bahwa unta betina enggan untuk menikah atau menjadi anggapan untuk menolak unta jantan. Hal tersebut menjadi tanda atau mengibaratkan seorang wanita yang menolak untuk menikah dan walinya juga ikut menolak menikahkan anak - anak mereka, namun pendapat ini ditepis oleh Nabi Muhammad SAW. Ibnu Katsir rahimahullah pun ikut berpendapat bahwa masyarakat yang percaya mengenai pernikahan yang dilakukan diantara bulan syawal termasuk Idul Fitri dan Idul Adha akan terjadi perceraian. Keyakinan itu tidaklah benar" (Al-Bidayah wan Nihayah 3/256).

Bahkan untuk pernikahan yang terjadi di Bulan Syawal serta mengenai masyarakat yang mendukung atau berkeinginan melaksanakan pernikahan pada Bulan Syawal tersebut masuk ke dalam hadist sahabat Nabi Muhammad SAW, yakni :

'Aisyah ra, Istri Rasulullah SAW menikahiku di Bulan Syawal, dan membangun rumah tangga dengan ku saat bulan tersebut. Maka istri-istri Rasulullah SAW, yang manakah lebih beruntung mendapatkan perhatian selain diriku? (HR.Muslim).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun