Mohon tunggu...
Puspa Arum Mekaridanto
Puspa Arum Mekaridanto Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Vitamin D Bantu Cegah Obesitas pada Anak

5 Oktober 2018   15:33 Diperbarui: 5 Oktober 2018   15:46 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Anak-anak yang bertubuh gemuk memang lebih terlihat menggemaskan dibanding anak yang kurus. Namun, kelebihan berat badan pada anak justru perlu diperhatikan. Faktanya, obesitas pada anak belakangan ini semakin meningkat.

Obesitas atau kelebihan berat badan pada anak terjadi akibat berbagai macam faktor, contohnya gaya hidup tidak sehat dan keturunan atau faktor genetik.

Penelitian teranyar menemukan bahwa vitamin D tidak hanya untuk kesehatan tulang, tetapi bisa juga mengatasi masalah obesitas pada anak.

Melansir dari CNNIndonesia, studi dari University of Athens Medical School, Yunani ini menunjukkan dosis harian vitamin D berhubungan dengan tingkat obesitas yang lebih rendah, kadar kolesterol yang lebih baik, dan massa tubuh yang lebih rendah secara keseluruhan.

Hasil ini didapat setelah penelitian menganalisis 232 anak-anak obesitas selama satu tahun. Sekitar setengah dari anak-anak itu diberi kapsul suplemen vitamin D setiap hari. Sebanyak 115 lainnya mendapatkan obat placebo.

Anak-anak dengan suplemen reguler memiliki masa tubuh dan persentase lemak yang lebih rendah, serta kadar kolesterol yang lebih baik setelah 12 bulan studi dibanding anak-anak yang mendapatkan placebo.

Studi lainnya juga menemukan bahwa individu yang mengalami obesitas cenderung memiliki kadar vitamin D dalam darah yang rendah. Hal tersebut memunculkan teori bahwa adanya hubungan konsumsi vitamin D dengan kejadian obesitas.

Terdapat dua kemungkinan yang menyebabkan hal tersebut diantaranya adalah individu dengan berat badan lebih cenderung jarang mengkonsumsi makanan sumber vitamin D atau cenderung tidak terpapar sinar matahari karena jarang beraktivitas di luar rumah.

Kemudian terdapat perbedaan enzim yang berperan dalam mengaktifkan vitamun D pada individu dengan berat badan normal dan dengan yang mengalami obesitas. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan bahwa kadar vitamin D bergantung pada berat badan seseorang, dimana individu dengan berat badan lebih membutuhkan vitamin D lebih banyak.

Hal ini juga menjelaskan bagaimana individu dengan obesitas lebih mungkin untuk terdeteksi defiensi vitamin D.

Delapan puluh pesen vitamin D yang dibutuhkan tubuh berasal dari sinal matahari. Sumber vitmain D lainnya dapat diperoleh dari jenis bahan makanan tertentu seperti ikan laut berminyak, udang, telur, jamur, dan produk olahan susu atau dengan mengkonsumsi suplemen vitamin D.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun