Mohon tunggu...
Puspa Arum Mekaridanto
Puspa Arum Mekaridanto Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tips Penanganan dan Perawatan Luka Terbuka

7 September 2018   15:57 Diperbarui: 7 September 2018   16:05 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat belajar sepeda dulu, jatuh merupakan hal wajar. Banyak yang bilang "belum jatuh, belum bisa naik sepeda". Namun, saat jatuh tak jarang meninggalkan bekas luka di permukaan kulit.

Berbagai hal dilakukan sebagai upaya penanganan luka. Mulai dari membersihkan luka, mengoleskan cairan pada luka, hingga menutup luka dengan plaster.

Sebenarnya, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam penanganan luka terbuka atau luka di permukaan kulit.

Dilansir dari CNNIndonesia, tahap pembersihan luka merupakan tahapan penting dalam perawatan sehingga diperlukan cairan antiseptik yang aman untuk jaringan. Polyhexamethylene Binguanide atau PHMB merupakan zat antiseptik yang banyak digunakan oleh para dokter. Selain aman dan efektif, PHMB tidak memiliki warna sehingga tidak mengubah kondisi luka saat dokter ingin memeriksa.

Umumnya, orang memberikan luka dengan alkohol karena dianggap dapat membersihkan kuman. Rupanya anggapan ini tidak tepat sebab alkohol merupakan salah satu jenis zat disinfektan dan dapat menghambat pemulihan jaringan.

Selanjutnya, untuk proses penutupan luka baik dengan plaster luka atau kasa dilakukan jika hanya dibutuhkan saja. Menutup luka sebaiknya jika hendak pergi keluar rumah atau sedang berada di lingkungan yang kotor. Hal ini bertujuan agar luka terhindar dari benda asing atau bakteri di luar yang bisa memperlambat penyembuhan.

Di sisi lain, sebaiknya luka tidak ditutup. Penggunaan kain kasa justru dinilai kurang efektif dalam membantu proses penyembuhan. Selain iti kain kasa justru bisa menjadi media bagi bakteri untuk berkembang dan menyebabkan infeksi.

Untuk itu, saat kondisi kasa sudah kotor atau terlalu lama digunakan sebaiknya ganti dengan yang baru. Tujuannya tentu untuk tidak membiarkan bakteri berkembang.

Selain mencuci luka sesaat setelah luka terbentuk, sebaiknya luka jangan terkena air. Alasannya, air merupakan tempat tinggal ideal bagi kuman kecil yang tidak kasat mata. Terlebih, air mudah larut dan diserap ke dalam sel sehingga membuat sel menjadi bengkak dan pecah. Hal ini menyebabkan sel tubuh mati, bukannya memperbaiki diri.

Para pakar kesehatan juga menyebutkan bahwa keadaan luka yang baik itu adalah dalam keadaan lembab, bukan kering atau bahkan basah. Selama ini masyarakat menganggap luka harus kering agar cepat sembuh. Namun hal ini salah, luka yang kering malah akan memperlambat pertumbuhan jaringan.

Sedangkan, kondisi lembab pada luka bisa membantu sel fibroblast membentuk jaringan baru yang menutup luka. Hal ini akan memperlancar proses pembuangan jaringan mati atau autolisis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun