Mohon tunggu...
PURWATMA PURWATMA
PURWATMA PURWATMA Mohon Tunggu... -

mensyukuri anugrah Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ikhlas

12 Juli 2014   23:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:31 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ikhlas tidak mempersoalkan untung rugi. ekonomis dan tidak ekonomis. ikhlas dalam berbuat, jangan kuatir dianggap bodoh, kalau hasil fisiknya merugikan.

seseorang yang memberikan Rp. 2000. dengan mengharap pintu sorga terbuka baginya, maka sama dengan membeli tiket ke sorga dengan Rp. 2000. Jelas sorga tidak semurah ini. Bahkan seseorang yang beribadat di jalan Tuhan, sebaiknya tidak usah mengharapkan balasan dan pahala Tuhan, kalau ingin peribadatannya dilaksanakan dengan ikhlas. Sebab ikhlas tidak menawarkan imbalan. Bila ikhlas masih menawarkan imbalan, maka keikhlasannya tidak seratus persen. Dengan sifat kasih sayangnya serta maha bijaksana, kita yakin tuhan akan menilai perbuatan dan imbalan serta balasan yang sepadan. namun bukan ini tujuannya. Kalau imbalan sebagai tujuan maka ikhlas hanya sebatas kata saja, tidak bisa diresapi.

Ikhlas berpijak pada landasan iktikad. kata hati yang senang melaksanakan tugas dengan niat baik. dan tanpa mengharapkan hasil perbuatan secara fisik. ikhlas tidak mencari untung atau mendapatkan hasil besar dengan perbuatan baik.

sebagian orang mendengungkan janji Tuhan yang berbunyi : "siapa yang membelanjakan sebagian rejekinya di jalan Tuhan, maka Tuhan akan membalasnya dengan berlipan ganda". Ini tidak berarti bahwa dengan memberi fakir miskin Rp. 500, mengharap sorga. Ini terlalu murah.

Janji Tuhan tidak bersifat dagang. ada modal dan harus ada untung. Namun lebih bersifat kerohanian yang tinggi nilainya, agar orang yang beriman meningkatkan peribadatannya dan amalnya di jalan Tuhan, dengan tidak membayangkan balasannya. sedang urusan pahala dan balasan serahkan pada kasih sayang Tuhan. bukan urusan manusia.

Seorang yang memiliki hasrat menengok sahabat yang sakit, maka legalah perasaannya bila hal itu telah dilaksanakan. Kalau belum rasanya masih punya tanggungan. Orang tua yang menyekolahkan anakanya dengan harapan besar sehingga pada akhir pendididkannya akan mendapatkan nilai materiil dan pujian, maka ini tidak ikhlas. Keikhlasa dapat diuji dari kelegaan hati, telah berhasil memberikan bekal kepada anaknya. Perkara nanti anaknya  berbakti kepada orang tuanya adalah urusan anaknya. Namun bila orang tua berjuang untuk kepentingan keluarga termasuk anak-anak ini, Insya Allah Tuahn akan memberikan petunjuk kepada anak, agar mengerti orang tuanya.

Keikhlasan dalam perbuatan tidak mebayangkan untukng sedikit pun atau pahala yang diterima. Bila bahagia dan lega serta hilang rasa tekanan setelah berbuat, ini tanda ikhlas.

Seorang orang tua memberikan ganbaran tentang ikhlas sebagai berikut : Ikhlas adalah sikap rohaniah yang mendasar perbuatan, sehingga setelah berbuat maka berbahagialah rasanya. kalau belum, masih terasa ada sesuatu yang harus dikerjakan. Mungkin dalam perbuatan itu akan kehilangan sebagian materiil, tetapi tidak merasakan beratnya mengeluarkan materi. Justru rasa kebahagiaanlah yang dirasakan.

Pada keikhlasan titik beratnya adalah rohaniahnya, sehingga rohaniahnya bertambah sehat, bertambah bahagia, penuh senyum batin, sinar mata berbinar-binar pada orang-orang yang telah berbuat dengan ikhlas. Ikhlas dapat dijadikan landasan untuk segala [erbuatan, sehingga perbuatan kita ini tidak mendasarkan untung semata-mata. tetapi lebih dalam lagi. sehingga rohaniah lebih berperan untuk bertambah sehat rohani dan bahagia batiniah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun