Mohon tunggu...
Purwanti Asih Anna Levi
Purwanti Asih Anna Levi Mohon Tunggu... Sekretaris - Seorang perempuan yang suka menulis :)

Lulusan Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP) UNIKA Soegijapranata Semarang dan sedang belajar menulis yang baik :)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mikroplastik di Tanah dan Laut

9 Desember 2021   10:28 Diperbarui: 9 Desember 2021   10:38 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

MIKROPLASTIK DI TANAH

Tanah berperan sebagai reservoir penting bagi mikroplastik. Banyak penelitian telah menemukan sejumlah besar serat mikroplastik atau puing-puing dalam lumpur limbah dan pupuk kompos dan lumpur ini sering digunakan secara luas dalam praktik pertanian (Chunhui Wang, Jian Zhao, Baoshan Xing, 2021).

Mikroplastik dapat berakhir di tanah dari penerapan lumpur limbah ke tanah pertanian atau dengan pelepasan langsung mikroplastik sekunder dari abrasi atau pemeliharaan barang-barang plastik luar ruangan dan permukaan yang dilapisi (Carsten Lassen, Steffen Foss Hansen, Kerstin Magnusson, Fredrik Norn, Nanna Isabella Bloch Hartmann, Pernille Rehne Jensen, Torkel Gissel Nielsen, & Anna Brinch, 2015).

Plastik tanah juga dapat berasal dari pelapukan dan disintegrasi film plastik di lahan pertanian, fragmentasi sampah plastik dan barang-barang plastik di tempat pembuangan sampah, sampah sembarangan, deposisi atmosfer, limpasan permukaan, dan irigasi air limbah (Chunhui Wang, Jian Zhao, Baoshan Xing, 2021).

Beberapa peneliti telah mendeteksi berbagai mikroplastik di ekosistem tanah, yang berasal dari aplikasi lumpur limbah atau pupuk organik ke lahan pertanian, pengendapan atmosfer, dan irigasi dengan air yang tercemar atau banjir (Wang et al., 2020b dalam Chunhui Wang, Jian Zhao, Baoshan Xing, 2021).

Setelah dilepaskan ke tanah, mikroplastik dapat bertahan dan terakumulasi, yang pada akhirnya mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi organisme tanah dan keanekaragaman hayatinya. Selain itu, mikroplastik dapat digunakan sebagai pembawa untuk mentransfer berbagai polutan ke biota tanah, sehingga menyebabkan kerusakan pada ekosistem tanah (He et al., 2018 dalam (Chunhui Wang, Jian Zhao, Baoshan Xing, 2021).

Selain itu, mikroplastik telah terdeteksi di beberapa industri, lahan pertanian, pesisir, perkotaan, pinggiran kota, dan bahkan tanah dataran banjir. Polusi mikroplastik tanah sangat parah di beberapa daerah di China, seperti lembah sungai Chai dan Wuhan. Sebuah studi oleh Liu et al. dalam Chunhui Wang, Jian Zhao, Baoshan Xing, 2021 menunjukkan bahwa mikroplastik dapat ada tidak hanya di lapisan tanah atas tetapi juga di tanah bawah permukaan yang dalam (Chunhui Wang, Jian Zhao, Baoshan Xing, 2021).

Tanah lapisan atas menyediakan lingkungan degradasi potensial untuk plastik mikro karena berbagai faktor seperti iradiasi ultraviolet langsung, suhu yang relatif tinggi, dan peningkatan pemanfaatan oksigen. Hewan dan mikroorganisme di tanah, kegiatan pertanian, dan proses lainnya juga akan mempengaruhi degradasi dan pengangkutan mikroplastik, tetapi laju degradasi ini sangat lambat (Chunhui Wang, Jian Zhao, Baoshan Xing, 2021).

Mikroplastik di lapisan atas tanah juga dapat masuk ke tanah yang lebih dalam melalui berbagai proses seperti budidaya pertanian, retakan tanah, atau gangguan organisme tanah. Di antara proses-proses ini, leaching adalah proses yang paling umum dari plastik mikro tanah yang memasuki tanah dalam dan bahkan air tanah (Chunhui Wang, Jian Zhao, Baoshan Xing, 2021).

Selain itu, organisme tanah (misalnya, cacing tanah) melalui konsumsi atau ekskresi juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi akumulasi dan nasib mikroplastik di tanah. Pergerakan organisme tanah juga dapat membantu pengangkutan mikroplastik antar lapisan (dari tanah dangkal ke dalam, atau sebaliknya) (Chunhui Wang, Jian Zhao, Baoshan Xing, 2021).

Namun, sangat sedikit laporan yang berfokus pada proses ini. Residu makro dan mikroplastik memiliki efek negatif pada bagian atas dan bawah tanah dari tanaman gandum selama pertumbuhan vegetatif dan reproduksi. Untuk tanaman terestrial, penelitian terbaru menunjukkan bahwa nanoplastik (55 5 nm, dan 71 6 nm) dapat diinternalisasi dalam tanaman, tergantung pada muatan permukaannya. Beberapa ahli telah menyarankan beberapa mekanisme untuk dipertimbangkan untuk memahami efek mikroplastik pada kinerja tanaman; mekanisme ini termasuk mengubah struktur tanah, imobilisasi nutrisi, transportasi atau adsorpsi kontaminan, toksisitas langsung plastik berukuran nano, dan komunitas mikroba tanah dan simbion akar. Dengan demikian, mikroplastik berpotensi menghambat pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya dapat menurunkan produksi pangan (Sun et al., 2020 dalam Chunhui Wang, Jian Zhao, Baoshan Xing, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun