Mohon tunggu...
Irvan Deni
Irvan Deni Mohon Tunggu... Administrasi - sharing to be better

Sharing and carrying in the purple light ......

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Atasan yang Jaim

23 Oktober 2019   15:43 Diperbarui: 23 Oktober 2019   16:01 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah tidak mendapatkan seorang atasan yang sangat kaku dan sangat jaim di dalam pekerjaan....?

Rasanya seperti ada di padang pasir setiap akan masuk kerja serta menjadi enggan dan tidak semangat, tetapi kita harus tetap bertemu, bertatapan dan berkomunikasi  serta tetap untuk berbasa-basi dengan atasan kita itu.

Walaupun segala macam penugasan yang diberikan selalu kita kerjakan dengan baik dan jarang mendapatkan komplain ataupun komplimen dari dia, tetapi untuk menghadapi kekakuan atasan sangat mengganggu dalam berkomunikasi antara atasan dan bawahan.

Bagaimana tidak, coba bayangkan pagi-pagi ketika kita sudah masuk ke ruangan dan duduk di meja kerja,  tidak berapa lama atasan datang dengan tatapan yang mengambang dan kosong entah menuju ke arah mana, dan dia hanya jalan lurus ke depan, kami yang ada di ruangan sudah berusaha untuk tersenyum dan menyambut kedatangannya, sedangkan yang akan kami sambut memasang wajah dingin dan tatapan yang tidak jelas menuju ke arah mana. 

Tiba-tiba dia berhenti di salah satu meja kerja rekan kami yang kebetulan sedang cuti, menaruh tasnya dan mengeluarkan isi tas, kemudian sibuk mencari sesuatu dan ngedumel sendiri, begitu kita tanya dia hanya diam. Begitu ia mengeluarkan tas Pouch berwarna merah cerah tiba-tiba dia bilang dan tersenyum kepada kami, "waduhh charger hand phone ketinggalan..... lucu yaaa warnanya....?", sambil menunjukan pouchnya, kemudian kembali dia memasang wajah kaku dan pergi menuju ruang kerjanya.

Ada lagi cerita yang lain, ketika pertama kali dia ditugaskan ke devisi kami, dan melakukan meeting dengan pihak ketiga atau vendor, dia berkoar-koar akan melakukan perombakan besar-besaran di departemen kami, dan akan mengurangi jumlah karyawan administrasi, serta akan melakukan pengurangan jumlah Manajer di seluruh area divisi kami. Tetapi kami tidak diinformasikan ataupun dibahas di internal kami terlebih dahulu, justru kami mendapatkan informasi kami dari pihak vendor.... waduhhhhh itu rasanya makjleb sekali, begitu kami konfirmasikan kepada atasan kami itu, jawabannya..... " Yaaahhh kita lihat saja nanti...!!!!! dengan wajah yang datar dan dingin.

Satu bulan beliau seperti itu, dan kamipun mulai merasa dingin dan menjadi anti pati, sampai kamipun menganggap dia tidak ada, tetapi itu pasti tidak mungkin, karena kerja dan tanggung jawab kami langsung kepada dia. Sampai pada suatu hari tiba-tiba dia datang membawa tahu sumedang dengan jumlah yang cukup banyak, yang katanya buat kita semua, dan juga besokannya dia meminta untuk dipesankan kopi 'Janji Jiwa' untuk semua karyawan yang ada di ruangan kami.

Dalam satu minggu dua atau tiga kali dia melakukan hal yang sama, walaupun dengan menu yang berbeda-beda, tetapi sikap, pandangan, gaya, dan cara bicaranya tetap kaku dan canggung bagi kami, walaupun kadang bergurau hanya dia saja yang merasa lucu dan tertawa, sedangkan kami ikut tertawa atau tersenyum tetapi tidak mengerti arah leluconnya. 

Sampai hari inipun kami tetap merasa canggung dengan sikap jaimnya, tetapi mungkin memang sudah sifatnya begitu, selama pekerjaan dan tingkah laku kami tidak membuat dia kesal dan kecewa, kami akan baik-baik saja. Sekarang tergantung bagaimana kami saja yang harus bersikap terhadap atasan. 

Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk menjadi orang yang seperti kita inginkan, seseorang terbentuk seperti itu dikarenakan masa lalu, lingkungan, keluarga dan sosialnya, bagi kita mungkin aneh tetapi bagi dia itu adalah normal dan merasa nyaman dengan sikapnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun