Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kue Keranjang Semakin Berkembang

31 Januari 2022   21:21 Diperbarui: 31 Januari 2022   21:22 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nian Gao atau lebih sering disebut kue keranjang adalah salah satu kue wajib imlek. Kue ini disebut kue keranjang karena dahulu cetakannya terbuat dari keranjang. Namun zaman sekarang, cetakannya sudah memakai cetakan alumunium. Ada juga yang menyebutnya dodol Cina. Ini tentu saja merujuk pada masyarakat yang membuatnya. 

Kue keranjang menjadi salah satu makanan khas untuk perayaan Imlek. Di Indonesia, ketrampilan pembuatan kue keranjang diwariskan secara turun temurun. Saya mengunjungi salah satu keluarga pembuat kue keranjang di Sorogenen, Surakarta. Tante ini meski sudah berusia senja namun tetap gesit dan bersemangat dalam memproduksi kue keranjang. Dia merupakan generasi kedua yang berasal dari daratan Tiongkok. Generasi pertama mendarat di Singkawang, Kalimantan. Setelah itu, tante ini pindah ke Surakarta. 

tangkapan layar
tangkapan layar

Cara pembuatannya sebenarnya sederhana tetapi membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Demi menghasilkan kue keranjang yang terbaik maka tante ini menggunakan bahan yang terbaik pula. Bahan dasar kue keranjang adalah beras ketan yang sudah digiling halus dan gula pasir. Untuk menjaga kualitas maka keluarga ini menggiling beras ketan sebanyak dua kali. Hal ini untuk menciptakan tekstur kue yang lembut. 

tangkapan layar
tangkapan layar

Selanjutnya tepung diayak menggunakan saringan yang sangat halus. Ada pun gula pasirnya dibuat sirup lebih dahulu. Kemudian gula dan tepung dicampur menjadi satu dan diuleni. Dari sini proses pembuatan memasuki pencetakan. Pada zaman dahulu pencetakan menggunakan bahan dari bambu berdiameter 8-10 cm dan dialasi daun pisang. Namun karena mudah rusak maka cetakan diganti bahan dari alumunium. Alasnya pun tidak lagi menggunakan daun pisang tetapi kertas bening yang mirip dengan plastik. 


tangkapan layar
tangkapan layar

tangkapan layar
tangkapan layar

Cetakan-cetakan yang berisi adonan ini lalu ditata dalam dandang khusus untuk dikukus selama 10-12 jam. Selama pengukusan nyala api harus tetap dijaga. Tidak boleh mengecil apalagi sampai padam karena bisa menggagalkan proses pematangan. Setelah matang, cetakan dikeluarkan dari dandang supaya menjadi dingin. Setelah itu kue dikeluarkan dari cetakan, dirapikan kemudian diberi label. Jika disimpan dengan baik maka kue keranjang dapat bertahan 6 bulan sampai setahun. Jika tumbuh jamur, maka kue itu hanya perlu dilap dan kue itu masih tetap dapat dikonsumsi karena bagian dalamnya sebenarnya masih baik. 

tangkapan layar
tangkapan layar


tangkapan layar
tangkapan layar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun