Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pemimpin Agama Dilarang Gaptek

30 Agustus 2016   03:19 Diperbarui: 30 Agustus 2016   09:25 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya mendapat kabar ada perusakan patung Yesus dan patung Bunda Maria di gereja Katolik Gondangwinangun. Mohon konfirmasi dari teman-teman Katolik. Selama belum terkonfirmasi, jangan sebarkan dulu." 

Demikian kabar dari sebuah grup Whatsapp (WA) Forum Kebersamaan Umat Beriman (FKUB) di Klaten, 9 Agustus 2016. Grup ini berisi para pemimpin agama dan penghayat kepercayaan. Anggota yang berasal dari Katolik kemudian menghubungi pihak gereja Katolik Santo Yusuf Pekerja di Gondangwinangun, Klaten. Kabar itu ternyata benar.

Malam itu juga kemudian diadakan koordinasi untuk mengantisipasi dampak dari perusakan itu. Beberapa tokoh agama merapat ke Tempat Kejadian Perkara. Keesokan harinya, kabar perusakan itu sudah beredar luas melalui media sosial. Sayangnya mulai terjadi bias informasi. Jika tidak diantisipasi, maka dikhawatirkan insiden di Tanjung Balai beberapa minggu sebelumnya dapat terulang. Yaitu provokasi lewat media sosial telah memantik amuk massa. 

Pagi-pagi itu, di grup WA yang sama dikabarkan bahwa kapolres Klaten mengundang para tokoh agama untuk membahas insiden perusakan ini. Karena bersifat darurat, maka undangan cukup dikirim melalui WA. Tidak ada waktu lagi untuk mencetak dan mengedarkan undangan secara hard-copy. 

Pertemuan antara Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Pemerintah paska perusakan alat ibadah
Pertemuan antara Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Pemerintah paska perusakan alat ibadah
Para tokoh agama dalam grup milik FKUB itu kemudian saling berkoordinasi. Rabu siang (10/8), lebih dari 60 tokoh agama dan tokoh masyarakat sudah berada di ruang pertemuan Mapolres Klaten. Kapolres Klaten, AKBP Faizal membuka rapat tersebut dengan memaparkan kronologi peristiwa perusakan dan langka-langkah yang sudah dilakukan oleh pemerintah.

Utusan dari gereja Katolik St. Yusuf Pekerja memberikan apresiasi atas tindakan cepat oleh polisi. Selanjutnya mereka menyerahkan urusan penyelidikan ini kepada polisi. Sementara itu para pemimpin agama yang hadir meresahkan informasi simpang-siur yang beredar di media sosial. Untuk itu, hadirin yang hadir pada pertemuan tersebut sepakat untuk menahan diri dalam memberi komentar lewat media massa dan media sosial.

Pergeseran Peran Gatekeeper

Pada era digital ini, terjadi perubahan pola komunikasi secara signifikas. Era sebelumnya, yang disebut era analog, arus informasi disebarkan melalui media massa. Informasi, sebelum disebarkan, telah mengalami seleksi dan verifikasi lebih dulu. 

Seorang psikolog bernama Kurt Lewin menciptakan model komunikasi. Dia menyebut pelaku seleksi ini sebagai gatekeeper atau penjaga pintu gerbang. Ibarat pintu gerbang benteng kerajaan, ada seorang penjaga pintu gerbang. Tugasnya adalah memeriksa setiap orang yang akan masuk melalui pintu gerbang itu. Orang yang tidak berkepentingan atau pihak musuh yang  pasti ditolak masuk. Hanya orang-orang yang tidak membahayakan yang boleh lewat pintu gerbang itu.

Model Komunikasi Kurt Lewin - ictlogy.net
Model Komunikasi Kurt Lewin - ictlogy.net
Menurut Kurt Lewin, peran gatekeeper ini dipegang oleh redaksi di media massa. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik, muncul berbagai peristiwa yang layak diberitakan.  Arus informasi yang menyerbu ke ruang redaksi itu berasal dari laporan berbagai reporter di lapangan. 

Akan tetapi tidak semua informasi yang datang ini serta merta diberitakan. Ada proses seleksi. Informasi dipilih dan dipilah berdasarkan kebijaksanaan redaksional dan kepentingan masyarakat. Informasi yang tidak relevan dengan kebijaksanaan redaksi akan disingkirkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun