Mohon tunggu...
Purwati Idamaningsih
Purwati Idamaningsih Mohon Tunggu... Guru - Penulis Indie

Purwati Idamaningsih atau yang lebih sering disapa bu Ida oleh para siswanya. Adalah seorang pengajar di MA Masyithoh Gamping dan Di MA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia,. Dunia literasi sudah digeluti sejak masa kuliah di Universitas Tidar Magelang sampai sekarang ini, Beberapa tulisannya berupa cerpen, opini, SST,serta Citicen Jurnalis pernah dimuat di berbagai media seperti Kedaulatan Rakyat, Bernas, Harian Yogya dan Tribun, dan Majalah Candra, majalah Dinas Pendidikan dan Pemuda DIY. Tulisannya juga ada yang sudah dibukukan dalam bentuk antologi salah satu tulisannya ada didalam buku yang berjudul Mozaik Pendidikan kumpulan tulisan penulis Sahabat Candra, Maaf Aku Bukan Super Mom, Buku Haru Biru dari Kementerian Agama serta membuat modul Bedah Soal UN dan Modul Pelajaran Bahasa Indonesia SMA, ditambah buku Antologi terbarunya yang tidak lama lagi terbit yang berjudul Di Balik Sosok Kartini Kementerian Agama DIY. Untuk mengenal lebih jauh dengan penulis bisa mengakses medsosnya melalui FB Purwatiidamaningsih, IG Pur_idaman, WA 081391428705.Email purida68@gmail,com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayangan Masa lalu

8 Mei 2022   11:00 Diperbarui: 8 Mei 2022   11:06 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bayangan Masa Lalu

Oleh : Purida

 

Kuselusuri  jalanan disepanjang Malioboro sore ini , setiap langkah kujajaki dengan seksama, sudah beberapa sore  aku melakukan rutinitas yang sama aku mencari sesuatu milikku yang telah lama hilang, Dia yang telah aku sia-siakan karena egoku waktu itu, tapi kini aku mencarinya bahkan keujung duniapun akan kucari.  Jika Dia sudah tidak ada di dunia ini akan aku cari makamnya, dua puluh  tahun aku telah melepasnya kepada orang yang tak kukenal.

Bayangannya selalu menghantui hidupku, dalam mimpi malamku dia selalu hadir menyapaku. Semula aku tak mempedulikannya kuanggap Dia adalah masa laluku yang kelam, tapi seiring waktu aku sangat menyesal telah mensia-siakannya, kini aku setengah mati  merindukannya. Sebetulnya ini adalah pencarian yang kesekian kalinya di Yogya dimana aku pernah menorehkan sejarah kelam di kota ini menjadi perempuan yang paling kejam dan tega membuang darah dagingku sendiri.

Duapuluh tahun yang lalu dengan restu keluarga aku gadis dari daerah merantau  menimba ilmu, kuliah dikota pelajar berharap mendapatkan gelar sarjana untuk menjadi anak kebanggan keluarga. Sesampai diperantauan kota Yogya amanah tidak kujalankan, di Yogya aku menikmati euphoria kebebasan yang selama ini dikota asalku tidak aku dapat. Aku masuk lingkungan pergaulan yang salah aku tergiur oleh pesona lampu-lampu kehidupan malam, sehingga mengantarku ke jurang kenistaan, waktu itu aku bangga karena diantara kami teman satu kost akulah yang tercantik dan punya pacar bule dari  Belgia yang kutemui disalah satu night club, kujalani hidup satu rumah tanpa ikatan dengannya, kulayani dia bagai suami istri, hingga pada saatnya perutku membuncit si bule kesayanganku itu pergi meninggalkanku tanpa jejak.

Drama kehidupanku dimulai dari situ, kebohongan-kebohongan kuciptakan untuk menutupi kehamilanku dari keluarga dan teman-teman kuliahku. Nasib jelek aku tanggung sendiri, kawan yang dulu dekat denganku perlahan menjauh setelah mengetahui keadaanku, untung saja orang tua masih rutin mengirim wesel karena dianggap aku masih kuliah, padahal aku sudah lama tidak menginjak kampus lagi.

“Mir. Gugurkan saja kandunganmu! Kata Sita temanku satu kos dengan entengnya

“Tidak !” jawabku tegas . Sejelek-jeleknya aku. sama sekali aku tidak pernah berpikiran untuk menggugurkan kandungan. Sita mendengar jawabanku hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,

“Risiko tanggung sendiri Mir, berat tau punya anak tanpa suami!”. Kilah Sita dengan berang, setelah usulannya aku tolak.

            Benar kata Sita, sangat berat  berbadan dua tanpa suami , kehamilan yang selama ini bisa aku tutupi lama-lama ketahuan juga, terpaksa aku pindah-pindah kos karena statusku yang tidak jelas, aku sangat nelangsa menanggung beban sendiri, pikiranku sering kalut perasaan berdosa kepada orangtua menghantuiku. Untung saja janin yang ada dikandungannku kuat sehingga pada saatnya tiba dengan pertolongan bidan aku bisa melahirkan anakku dengan selamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun