Mohon tunggu...
Puri Purnama Sari
Puri Purnama Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Puri

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan di Masa Pandemi

30 Juli 2021   21:18 Diperbarui: 30 Juli 2021   21:22 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wabah penyakit virus corona atau Covid-19 telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Penyakit yang disebabkan oleh coronavirus ini dapat menular dengan sangat cepat. Tak bisa dipungkiri bahwa virus corona juga menyerang sebagian besar penduduk di Indonesia. Hari demi hari, kasus baru terus bermunculan. Dilansir dari media Kompas, kini jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 menembus angka 3.127.826 orang per tanggal 24 Juli 2021. Semenjak wabah ini memasuki wilayah NKRI, beberapa aktivitas seperti pada bidang perekonomian, wisata, kuliner, perkantoran menjadi terhambat. Begitupula pada bidang pendidikan. Dalam usaha meminimalisir penyebaran Covid-19, pemerintah mengimbau untuk selalu berada di dalam rumah. Selain itu, upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait kegiatan belajar mengajar agar bisa berjalan di tengah pandemi ialah dengan dikeluarkannya Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengajurkan semua kegiatan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing. Kegiatan tersebut dikenal dengan sebutan PJJ.

PJJ sendiri merupakan singkatan dari Pembelajaran Jarak Jauh. Berdasarkan blog Ruangguru, PJJ sudah dilaksanakan sejak bulan April 2020 dan masih berlangsung hingga sekarang. PJJ berlaku diberbagai tingkat jenjang pendidikan yakni tingkat SD, SMP, SMA bahkan hingga Perguruan Tinggi di beberapa daerah. Peraturan ini ditetapkan juga pada wilayah zona merah, khususnya di wilayah Jabodetabek. Sebagai penunjang PJJ, Pemerintah memberikan subsidi bantuan kouta gratis kepada guru, siswa, dosen serta mahasiswa, dengan bantuan tersebut diharapkan dapat melaksanakan PJJ dengan baik. Selama PJJ, tenaga pengajar memberikan materi, baik berupa video secara kreatif dan inovatif kepada peserta didik atau melaksanakan komunikasi secara dua arah atau lebih. Selanjutnya, peserta didik dapat mengangkses melalui website sekolah masing-masing atau aplikasi tertentu. Anak-anak juga belajar mengenai kedisiplinan waktu serta tanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru. Dalam hal ini, teknologi digunakan untuk memudahkan seluruh rangkaian proses pembelajaran mulai dari kehadiran kelas, tugas, ulangan harian, ujian praktek dan masih banyak lagi.

Dinamika pendidikan di masa pandemi tak selamanya berjalan dengan mulus. Terkadang semua hal serba daring menjadi sebuah tantangan tersendiri. PJJ sering dinilai kurang efektif, karena tak jarang kualitas jaringan internet yang berbeda di setiap daerah akan menganggu aktivitas PJJ, anak-anak pun sulit untuk berkonsentrasi karena kondisi rumah yang tidak kondusif serta kurangnya interaksi. Menurut Liputan6.com, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan survei yang hasilnya siswa lebih sulit memahami pelajaran selama PJJ di rumah. Lebih dari itu, terdapat sebagian anak yang tidak memiliki perangkat pendukung pembelajaran daring. Disini peran kita sangat dibutuhkan, kita bisa meminjamkan ponsel pintar kepada mereka sehingga mereka dapat mengikuti pembelajaran daring.

Perlahan-lahan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai mengumumkan akan diadakannya sekolah tatap muka atau sekolah offline. Tentunya dengan memerhatikan protokol kesehatan, tetapi hal itu belum juga terwujudkan karena mengingat kasus Covid- 19 yang terus meningkat setiap harinya. Melihat kondisi yang sekarang ini, sekolah tatap muka tidak mungkin dilakukan karena berpotensi menimbulkan kasus baru. Sebelumnya telah dilaksanakan simulasi sekolah tatap muka, namun tak lama kasus Covid-19 justru bertambah dan membuat klaster baru ditingkat sekolah.

Berdasarkan media Detik.com mengabarkan terjadi kasus baru ditingkat SMP, tercatat 15 siswa positif di daerah Jepara (01/12/2020). Belum lama ini, sekolah tatap muka ditunda kembali. Pelaksanaan pembelajaran di tengah pandemi bukanlah suatu hal yang mudah, tentunya anak-anak ingin kembali ke sekolah dan melakukan aktivitas pembelajaran seperti biasanya. Maka dari itu, patuhi protokol kesehatan dengan tetap menjaga jarak, sering mencuci tangan, menjaga kebersihan agar kasus Covid-19 dapat menurun dan sekolah tatap muka segera dilaksanakan dalam waktu dekat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun