Mohon tunggu...
Sripuri Surjandari
Sripuri Surjandari Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Ibu dengan dua anak laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Rujak Uleg

12 Mei 2010   09:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:15 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rujak Cingur identik dengan Surabaya, karena Kota Pahlawan ini memang memiliki beberapa makanan khas penggemar para kuliner. Sebut saja tahu campur, rawon setan, semanggi suroboyo, lontong balap sampai rujak. Tapi dari semua makanan khas itu yang cukup melegenda di lidah adalah rujak, baik rujak gobet, rujak manis, rujak colet maupun rujak cingur. Bahkan lagu Rek Ayo Rek yang dipopulerkan oleh Mus Mulyadi menyebutkan rujak cingur dalam lagu tersebut. (sopo ngerti nasib awak lagi mujur, kenal karo anake wong sing dodol rujak cingur....)

Saking banyaknya jenis rujak yang ada, maka Surabaya mengadakan festival yang namanya Rujak Uleg, yang diadakan satu tahun sekali di bulan Mei untuk menyongsong Hari Jadi Kota Surabaya.

<!

Surabaya yang setiap harinya tampil ceria, manis, molek sedap dipandang mata dan membuat krasan yang singgah, maka setiap bulan Mei Surabaya tampil lebih genit dari biasanya. Bak gadis remaja dia tampil seksi, berkelap-kelip menggemaskan. Setiap lekuknya, membuat orang terpesona karena memang banyak hal yang menarik yang sayang untuk dilewatkan.

Salah satu yang membuatnya tampil genit adalah Festival Rujak Uleg. Jika anda adalah salah seorang yang gila rujak, maka di sinilah tempatnya untuk melampiaskan dendam lidah anda, mencercapi setiap hidangan rujak uleg yang tersaji. Hanya di Surabaya saja, ada rujak uleg yang ribuan cobeknya berjajar memenuhi meja di sepanjang jalan. Dan diuleg secara serentak, dengan iringan musik. Kegenitan Surabaya semakin tampak, karena peserta rujak uleg yang jumlahnya ribuan ini memakai kostum meriah. Dan hanya di Surabaya saja, penguleg rujak ini memakai kostum pocong, hantu, badut, wayang orang, dsb. Heboh...! Dengan disaksikan puluhan ribu pengunjung, mereka menguleg dengan aneka gaya, ada yang sambil muter-muter, ada yang megal megol, ada yang bergaya bak cowboy, dan ada yang sambil menari. Jangan tanya apakah rujak mereka juga bercampur tetesan keringat?

Jika beruntung, maka anda akan bisa mencicipi rujak-rujak tersebut beberapa kali, tapi dengan perjuangan terlebih dahulu, karena pengunjung lain juga saling berebut.

Tak apalah, walaupun rujak itu bercampur keringat, entah keringat pengunjung atau penguleg, ada rasa sensasi tersendiri bisa melahap rujak yang dibuat sambil megal-megol....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun