Betapa sabar sebatang pohon di saat musim kemarau yang mendera hati
Disimpannya rasa risau akan kemarau itu setiap hari
Namun ia masih menyediakan rumah yang nyaman bagi seekor ulat dan burung
Dengan setia, ia menanti langit mengirim tangis tak terhitung
-
Betapa tabah sebongkah tanah yang kering retak-retak
Di waktu musim hujan belum jua bertandang
Akan tetapi, ia selalu memberikan tempat berpijak yang damai bagi sebatang ilalang
Hingga ricik hujan tumpah tak terbilang
-
Hujan senantiasa dirindu di setiap untaian masa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!