Serasa ingatan itu masih melekat kuat di selasar jiwa, tak pernah pupus dalam relung hati.Â
Di setiap engkau hendak mengarungi samudra kehidupan.Â
Dalam keheningan malam, kami rangkai aksara dalam altar doa, melangitkan segala harapan kepada Sang Pencipta.
Agar tubuh ringkihmu mampu memintasi lampu badai yang tak pernah jemu menyinggahimu
Sesekali engkau harus berjibaku untuk memperbaiki layar perahumu agar tak berai.
Di lain waktu, bertandang sekelompok camar yang membawa sua bahagia bahwa segala puja duka akan berganti dengan suka cita.
Betapa gembira hatimu saat dini hari tampak di kejauhan ujung pantai
Kami pun bersijingkat menyambut kedatanganmuÂ
Terlihat dedaunan di gerigi pantai luruh, namun daun telah memahat bahwa kami tak lagi bermuka-muka