Mohon tunggu...
Selvy Annesa Putri
Selvy Annesa Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Poems, old songs, and a sky full of stars.

Poems, old songs, and a sky full of stars.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suatu Malam di Kedai Kopi

10 September 2016   14:33 Diperbarui: 10 September 2016   14:48 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pukul sepuluh, jalan-jalan di kota masih ramai seperti kepalaku yang dipenuhi alunan gitar musisi jalanan yang menyebut-nyebut namamu dalam lirik lagunya. Mataku deretan kata yang tidak mampu dibaca oleh siapapun, bahkan bagi seorang penyair yang kehabisan huruf untuk membuat sebaris puisi. Lenganku tidak lagi selengang halaman rumah bagi bahumu yang selalu kau rebahkan di sana, persis umpama seorang gelandangan yang tidur di emperan toko dan dikejar aparat keamanan.

Pukul sebelas, barista menyajikan secangkir cerita lama. Ia lalu meninggalkan kami berdua, mungkin memberi waktu untuk bernostalgia. Mulut cangkir angkat bicara, kami saling melempar pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh detak jantung masing-masing. Sesak di dadaku dan luka di badannya semakin menganga tatkala bibir kami bertemu. Kuhirup aroma tubuhnya pelan-pelan. Di luar, deru kendaraan mulai gelisah seiring ingatan yang mulai berdatangan.

Pukul dua belas.

Mana yang lebih pahit: kopi, atau rindu yang disimpan sendiri?

Makassar, 09 September 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun