Mohon tunggu...
puntodamar
puntodamar Mohon Tunggu... -

Hello World ! I'm a programmer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penista Agama: Masalah Vertikal, Solusi Horizontal

9 Mei 2017   16:05 Diperbarui: 9 Mei 2017   19:12 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalaupun perlu diproses hukum, lawan Ahok bukan umat Islam, tapi Tuhan itu sendiri. Ahok menghina Al-Quran, berarti menghina Allah. Umat islam hanyalah kelompok yang tidak suka melihat Al-Quran dilecehkan. Analoginya sama seperti ketika seseorang selalu menjadi bahan ejekan, kemudian kita merasa simpati dan mencoba menyudahinya. Ahok pelaku, Tuhan korban, umat Islam adalah pelapor. Kenapa bukan korban? Karena umat Islam gak kompak, ada yang bilang menista, ada yang bilang enggak.

Selanjutnya berdasarkan nalar ini, jika ada seseorang yang menghina / melecehkan Tuhan, kita butuh undang-undang tentang penistaan. Well people should'nt be able to mock God. Kalau begitu, Tuhan perlu bersaksi bagaimana Ia disakiti, di persidangan. Persis seperti kasus pencemaran nama baik.

Apakah omongan saya ini juga termasuk penistaan?
Ya gimana ya, saya rasa memang seperti inilah alur persidangan pada umumnya.

 

Tentang Tuhan yang diam

 

Karena kita tidak bisa melihat Tuhan bahkan membuktikan bahwa Tuhan itu ada (fallacy burden of proof), kita tidak tau reaksi Tuhan. Analoginya sama, ketika seseorang dijadikan bahan lelucon, ada yang acuh, ada yang diam tapi lapor wali kelas / guru BK, ada yang pergi sambil mengutuk "awas kalian nanti", dan lain lain.

Kita sebagai orang sekitar yang melihat kejadian itu, take action, tidak mau diam saja. Ada yang menegur, dan sebagainya. You get the point. Mengenai perlukah Tuhan dibela atau tidak, silahkan berdebat di kolom komentar, saya tonton.

Kesimpulan

Soal agama dan "kebenaran" memang sangat sensitif. Kita tentu ingat yang dilakukan gereja katholik terhadap ilmuwan yang mengatakan bumi itu bulat, dan bukan pusat alam semesta. Jika "kebenaran" yang selama ini kita anut diserang, kita akan defensif. Se-defensif makhluk hidup yang mau dimakan predator. Debat media sosial selalu mengulang-ulang topik yang sama karena susah move on. Pola pikir dan sudut pandang udah mengakar jauh ke dalam.

Karena saya punya mental penonton, ya saya tidak merasakan apa-apa. Cuma penonton kok ngatur-ngatur ending film nya gimana.

Dunia tidak hitam-putih. Walaupun penista udah banyak kemajuan yang dibuat Ahok. Menang jauh daripada pemimpin yang seiman.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun