Mohon tunggu...
pungkaspung
pungkaspung Mohon Tunggu... Buruh - Hanya buruh yang butuh nulis

Hanya peminum kopi tanpa disertai senja, karena dominasi kopi dan senja akan membuat saya tidak kerja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berdaulat Atas Diri Sendiri

18 November 2019   14:27 Diperbarui: 18 November 2019   15:20 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kuasa rakyat | sumber: aktual.com

Kedaulatan merupakan hak atas pengaturan apa pun yang kita miliki. Akhir-akhir ini banyak yang mengangkat tema kedaulatan bangsa namun hanya beberapa orang yang mengangkat kedaulatan dalam taraf lebih kecil. Yaitu kedaulatan diri sendiri. 

Merdeka tanpa memikirkan apa yang diomongkan sekitar. Merdeka tanpa khawatir menjadi bahan bully-an di anggota grup facebook. Jika dirinci sampai kecil bisa merembet ke ranah merdeka dari bahan omongan tetangga.

Hal ini yang menyebabkan rasa depresi kian lama kian memuncak, penyebab utamanya karena tidak berdaulat atas diri sendiri. Maka tak heran bila hasil riset Pew Research Center yang di lansir kompas mengatakan bahwa 7 dari 10 remaja merasa depresi. Penyebab depresinya dikatakan bahwa adanya pelanggaran atas hak kedaulatan dalam mendapatkan nilai. Orang tua menuntut anaknya harus memiliki nilai bagus.

Menurut saya yang meyakini adanya hukum karma, hal ini akan berdampak pada pelanggaran kedaulatan yang lebih besar. Yaitu pelanggaran kedaulatan kepada orang tua yang mewajibkan anak tadi harus memiliki nilai tinggi. Terkena dampak hukum karma sehingga berimbas kepada pelanggaran kedaulatan terhadap bangsa. Sehingga anak pun terdampak depresi dan orang tua yang melanggar kedaulatan tadi juga terdampak pelanggaran kedaulatan yang lebih luas lagi.

Maka dari itu marilah kita menghormati kedaulatan atas diri kita sendiri, sehingga hanya kita yang bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Salah satu contohnya adalah, menikah karena gak enak dijadikan bahan omongan tetangga karena sudah tua masih belum menikah. Karena jika sewaktu-waktu ada perceraian pada rumah tangga pasti kita tidak mau bertanggung jawab. 

Lain halnya jika karena persepsi cinta abadi, apapun yang akan terjadi sudah jelas dapat dipertanggung jawabkan sendiri. Tanpa menyalahkan pihak lain yang melanggar kedaulatan diri kita.

Hormati kedaulatan kita bukan berarti juga dapat mencampuri kedaulatan orang selain kita. Biarkan mereka berdaulat atas diri mereka sendiri. Agar setiap individu dapat memperjuangkan dan mempertanggungjawabkan keputusan yang mereka ambil. Sepanjang orang tersebut tidak mengganggu kedaulatan kita hari in dan nanti, biarkan mereka memutuskan jalan hidup dan berdaulat atas diri mereka sendiri.

Jika konsep kedaulatan ini sudah kita pahami dan aplikasikan, pasti saling menghormati keyakinan akan tercapai. Bukan dengan mengadakan debat untuk mencari kebenaran yang kita akui sendiri. Tapi hanya mengajak berdiskusi dengan tujuan mengetahui kebenaran apa yang mereka yakini. Demi menghormati kedaulatan orang lain dan membiarkan orang lain berdaulat atas dirinya dan juga keputusannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun