Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Seorang Ibu Menganiaya Ketiga Anaknya, Dilema Cinta dan Dosa

22 Maret 2022   14:16 Diperbarui: 22 Maret 2022   14:21 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diunduh dari akun fb Berita Viral 24 Jam

Mungkin Bu Kunti tak mampu mengutarakan apa yang menjadi kesulitannya kepada siapapun hingga membenamnya sendiri dalam hati. Sampailah di puncak kelelahan yang membuatnya sesak karena tak kuat menahan beban kesulitannya. Entahlah!

Kita hanya bisa mengira ini dan itu tentangnya. Bersikaplah bijak untuk menyikapi peristiwa ini. Selalu ada hikmah dari setiap kejadian. Yakinlah, bahwa akan ada kemudahan setelah kesulitan! Serahkan segalanya pada Sang Maha Penolong, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Bahtera rumah tangga memang seperti gelombang samudera. Ketika angin kencang menerpa, riak gelombang pun begitu keras berayun untuk hingga ke tepi pantai. Namun saat angin bersemilir dengan manja, gelombang hanya beriak kecil dengan ayunan lemah gemulai.

Dalam rumah tangga ada dua kepala yang berbeda sebagai nakhoda perjalanan, suami dan istri. Bukan mudah untuk mengemudikan perahu dengan dua nakhoda. Ada yang lebih penting untuk diutamakan di sini, bukan hanya kedua nakhoda tersebut, melainkan para penumpang yaitu keselamatan keluarga.

Suami dan istri, masing-masing harus bisa menanggalkan egonya demi keberlangsungan perjalanan rumah tangga yang menyenangkan hingga bisa selamat sampai tujuan. Segala rintangan, ujian dan cobaan adalah tantangan untuk ditaklukkan demi ketercapaian yang sukses sesuai dengan harapan.

Bahu-membahu, saling menghargai dan menghormati, saling memahami dan mengerti juga mencintai dan menyayangi satu sama lain dengan komunikasi yang baik adalah kekuatan untuk menghadapi tantangan tersebut. Bergandengan tangan bersama-sama membawa perjalananan dengan serius namun santai.

Tak ada yang lebih hebat di antara suami dan istri selain keduanya menerima segala kekurangan dan kelebihan masing-masing. Bersatu dengan sebuah misi dan visi ke depan bahwa kehidupan harus menjadi lebih baik. Selalu bercermin diri dan bermuhasabah agar bisa mengingat bahwa tiada yang lebih penting selain keluarga, bukan pribadi masing-masing.

Selain itu pula di mana kewajiban sebagai manusia adalah untuk selalu saling nasihat-menasihati dalam kebaikan dan kebenaran, itu yang lebih penting. 

Jalani, nikmati dan syukuri apa yang ada dan telah ditakdirkan untuk kita. Karena bahagia itu bukan dicari melainkan diciptakan oleh kita sendiri.

Tuhan senantiasa bersama hamba yang selalu mengingat-Nya.

Semoga kita semua termasuk kepada orang-orang yang beriman. Aamiin.

Mohon maaf atas segala kekurangan, bukan bermaksud memberi pelajaran, hanya untuk sama-sama mengingatkan.

Terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun