"Ayo kita pulang, nak!" Ajak ibunya Hilda.
Mereka pun berjalan pulang bergandengan tangan. Sementara Hilda masih merasa heran dalam hatinya.
Sesampainya di rumah, Bu Manik menyuruh Hilda untuk beristirahat di kamarnya.
"Istirahatlah, nak! Kau pasti sangat lelah." Bu Manik berkata pada anaknya.
"Baiklah, bu." Jawab Hilda sambil masuk ke kamarnya.
Setelah kejadian tersebut, Hilda tak ingin memejamkan matanya walaupun waktu telah malam dan itu waktunya untuk tidur. Ya, Hilda tak mau tidur karena takut melihat bayangan kejadian lain yang lebih mengerikan.
Waktu pun berlalu, satu hari, satu minggu, hingga satu bulan setelah kejadian tersebut Hilda jatuh sakit karena kurang tidur, begitu kata dokter setelah diperiksa. Bu Manik pun heran mengapa anaknya sampai kurang tidur. Maka Bu Manik pun mengajak Hilda untuk bicara.
"Ceritalah, nak! Apa yang sebenarnya terjadi?" Bu Manik membuka pembicaraan.
Hilda pun akhirnya menceritakan kejadian yang dialaminya.Â
"Begitulah bu, aku takut sekali untuk tidur setelah kejadian itu. Sebenarnya apa yang terjadi padaku, bu?" Hilda menutup ceritanya.
Bu Manik tampak menganggukkan kepalanya tanda memahami cerita anaknya. Lalu dengan penuh kasih Bu Manik mengusap kepala Hilda.