Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hilda Bukan Gadis Biasa

4 April 2021   07:00 Diperbarui: 4 April 2021   07:11 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Created by pixellab

Hilda terbangun seketika itu dari tidurnya, dia melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 11.00 dan dia pun ingat jika hari ini adalah hari Kamis. Tiba-tiba mata Hilda seperti bercahaya, bola matanya yang berwarna ungu itupun berkedip, Hilda bangkit tanpa mengindahkan apapun lalu berlari keluar rumah.

"Masih ada waktu satu jam, aku harus menemukan jalan raya itu, tapi dimana???" Hilda bergumam sendiri sambil terus berlari.

"Hey! Kalau jalan di pinggir dong!" Suara itu tiba-tiba saja mengejutkan dirinya.

Hilda menoleh dan terlihat seorang pria di dalam mobil merah itu sedang berteriak ke arahnya. Seperti tersadar dari mimpi, Hilda menghentikan langkahnya dan dia ingat sesuatu. Ya, mobil merah itu! Lalu dia memutar pandangannya seperti mencari sesuatu. Ya, jalan ini jalan raya yang tadi dilihat dalam bayangannya. Dia kembali memutar pandangannya, dan lurus di hadapannya terlihat seorang ibu tua akan menyebrang jalan.

Seketika itu juga Hilda bertepuk tangan seraya memanggil ibu tua itu yang tak mendengar panggilannya karena memang jaraknya agak jauh. Hilda berlari menuju ke arah ibu tua itu, sementara keadaan di sekitarnya semua berhenti tak bergerak sedikit pun. Hilda merasa heran sendiri dengan keadaan tersebut, dia pun berhenti berlari dan memutarkan tubuhnya memperhatikan ke sekelilingnya.

"Aneh! Mengapa semuanya tidak bergerak?!" Begitu pikirnya.

"Ada apa dengan semua ini?" Hilda semakin merasa heran.

Dia kemudian melangkah berjalan menghampiri ibu tua itu dan kembali bertepuk tangan sambil memanggilnya "Nenek... !!"

Namun apa yang terjadi? Suara keras itu menyadarkan dirinya, karena bertepatan dengan panggilannya ke ibu tua, saat itu juga mobil merah tadi menabrak truk besar dari arah berlawanan ketika si ibu tua menyebrang jalan. Tak ayal lagi ibu tua itupun terpental karena tertabrak di tengah-tengah kedua mobil yang bertabrakan tadi.

Hilda melihat kejadian itu dalam bayangannya ketika di rumah tadi, dan sekarang kejadian itu jelas terjadi di depan matanya sendiri. Hilda sangat terkejut dengan keadaan tersebut dan heran sekali. Mengapa semua ini bisa terjadi?

Akhirnya Hilda merasakan tubuhnya lemas tak tertahan hingga dia duduk di bawah pohon pinggir jalan sambil terisak karena menyesal dengan penglihatannya yang tidak dipahaminya sendiri. Sampai akhirnya suara ibunya mengejutkan dirinya dan mengajaknya pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun