Mohon tunggu...
Puji Utomo
Puji Utomo Mohon Tunggu... Insinyur - Sahabat Air, Pejuang Literasi

sosok sederhana yang menekuni dunia penelitian keairan, rekayasa teknik keairan, religi, literasi, dan sosial kemasyarakatan. Email: mr.pujiutomo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jakartaku Sahabat Air, Mewujudkan Mimpi sebagai Kota Ramah Air

12 September 2019   22:38 Diperbarui: 14 September 2019   15:12 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Garuda, Master Plan dari Jakarta Coastal Development Strategy (sumber : www.grontmij.com )

Perlindungan  harus diikuti  dengan  skenario  untuk  mengurangi  volume  limpasan  langsung  dengan meresapkan  air  hujan  ke  dalam  tanah serta pembangunan kolam-kolam peresapan untuk menahan air banjir dari hulu menuju ke hilir. 

Ide  konservasi  air ini  dilakukan  dengan menyediakan daerah terbuka hijau di daerah hulu DKI Jakarta. Penulis mengusulkan penerapan daerah Green Belt yang akan difungsikan sebagai daerah  yang mempertahankan air limpasan  hujan  dari  hulu DKI Jakarta. 

Air diarahkan  ke  daerah  ini  dan  disimpan melalui kolam-kolam peresapan seperti situ atau embung agar  dapat  meresap  ke dalam tanah, sehingga dapat menurunkan  debit sungai selama puncak intensitas curah hujan .

Green Belt atau sabuk hijau adalah kebijakan terhadap penggunaan lahan yang digunakan untuk mempertahankan wilayah tersebut dari perubahan tata guna lahan. 

Pada  intinya, green belt adalah garis  tak  kasat mata yang menunjukkan perbatasan  di  sekitar  area  tertentu,  mencegah  pengembangan  wilayah  dan memungkinkan satwa alami untuk kembali dibentuk.  

Pada Gambar  2.  menunjukkan  daerah  yang  direncanakan  sebagai kawasan Green  Belt nanti.  Kebijakan  pemerintah  untuk membatasi  pembangunan  di  daerah  kawasan ini  harus  diberlakukan, sehingga  proyek  ini  berjalan  sesuai  dengan  master  plan dan  tidak  melanggar hukum.

Gambar 2. Rencana Daerah Kawasan Green Belt
Gambar 2. Rencana Daerah Kawasan Green Belt
Program Kampungku Sahabat Air: Merentas Mimpi dari Kampung

Kompleksitas hubungan antara perkembangan perkotaan DKI Jakarta, peningkatan konsentrasi aktivitas penduduk, ketersediaan airtanah, potensi air permukaan, dan dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan airtanah perlu dipahami lebih dalam. Diperlukan langkah pengelolaan air yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian air. Upaya pengelolaan air, yang di dalamnya mencakup upaya perencanaan, pendayagunaan sumberdaya air, pengendalian daya rusak air, dan konservasi air diharapkan menjadi satu rangkaian langkah terpadu dan berkelanjutan bagi konservasi air di DKI Jakarta. Upaya pengelolaan air dapat dimulai dari lingkup kampung. Ya, intinya kampung-kampung di DKI Jakarta harus dikelola agar dapat bersahabat dengan air. Konsep ini didasarkan  pada  filosofi  dasar  bahwa "Jika kita dapat bersahabat terhadap air maka pada akhirnya kita dapat hidup selaras dengan air". Program ini diharapkan efektif untuk mengatasi masalah genangan banjir dan krisis air tanah di wilayah DKI Jakarta sendiri melalui partisipasi masyarakat kampung.

Perwujudan kampung yang bersahabat air dapat mengacu pada GREENSHIP yang dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI), sebagai penilaian dalam menentukan kawasan yang berkelanjutan. Salah satu indikator yang dapat digunakan, bahwa kampung direncanakan untuk memiliki sistem manajemen dan konservasi air di lingkungan masing -- masing. Manajemen dan konservasi air yang dapat dilakukan, meliputi: setiap kampung harus memiliki diagram skematik neraca air kawasan, mendukung penggunaan air alternatif secara mandiri selain dari air tanah dan air PDAM, mengurangi beban drainase lingkungan dengan sistem manajemen air hujan secara terpadu, menjaga pelestarian badan air tanah dan lahan basah dari dampak pembangunan kawasan, dan adanya sistem manajemen pengelolaan air limbah secara komunal.

Melalui program ini diharapkan kampung -- kampung di DKI Jakarta dapat menunjukkan eksistensinya, mereka berlomba-lomba dalam melakukan manajemen dan konservasi air di lingkungannya masing -- masing, sebagai solusi mengatasi banjir di DKI Jakarta pada musim penghujan, krisis air bersih di musim kemarau, dan ketergantungan masyarakat DKI Jakarta terhadap  pemanfaatan air tanah. Masing-masing kampung diharapkan dapat saling menginspirasi karena masyarakat kita biasanya memang paling senang meniru keberhasilan pihak lain setelah terinspirasi. Secara positif, kesuksesan satu wilayah dalam mengelola air diharapkan menularkan spirit mengelola air lebih baik di wilayahnya.

Mimpi DKI Jakarta sebagai Kota Ramah Air bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan. Namun, juga tidak semudah dibayangkan. Kita tak perlu lagi beramai-ramai menyalahkan pemerintah. Lantas, kita urung tangan untuk ikut andil membenahi DKI Jakarta. Air adalah barang publik yang menjadi milik kita bersama yang setiap waktu dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh kita semua. Pengelolaan air adalah tanggung jawab kita semua dari beragam pemangku kepentingan, dari mulai akademisi, bisnis, pemerintah, masyarakat, bahkan media massa. Tanpa ada sinergi dari berbagai pihak, permasalahan banjir dan krisis air bersih ini mungkin semakin membabi buta. Solusi yang ditawarkan juga tidak akan berjalan secara berkelanjutan. Jakartaku Sahabat Air, Jakartaku Kota Ramah Air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun