Mohon tunggu...
puji handoko
puji handoko Mohon Tunggu... Editor - laki-laki tulen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup untuk menulis, meski kadang-kadang berlaku sebaliknya.

Selanjutnya

Tutup

Money

Berdayakan Ibu-ibu Kreatif di Makassar, Teladan yang Baik dari Pertamina

16 September 2020   17:12 Diperbarui: 16 September 2020   17:19 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dok. Tribun.news

Di masa pandemi, orang-orang harus kreatif agar bisa bertahan. Sebab sektor ekonomi mengalami kelesuan. Masyarakat kecil harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sebab mereka tidak punya tabungan atau aset bernilai tinggi yang bisa digunakan di masa darurat. Orang-orang kecil berdaya kecil. Mereka kerja pagi demi makan sore.

Padahal sebenarnya ada banyak hal yang bisa dikerjakan, selama daya kreativitas terus ada. Misalnya Kelompok Wanita Tani (KWT) asal Makassar ini, mereka mendayagunakan pekarangan rumah agar bisa menghasilkan. Minimal untuk kebutuhan keluarga mereka sendiri.

Kegiatan itu berlokasi di Kelurahan Tamalabba, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar. Para ibu-ibu rumah tangga tergerak untuk memberdayakan ruang terbuka dengan kreativitas yang mereka miliki.

Saat ini telah terbentuk dua KWT yang masing-masing beranggotakan 25 orang, yaitu KWT Bahari Sigalu dan KWT Dewa Kembar. Keduanya terus berinovasi dan mengembangkan potensinya dibidang pertanian. Mereka mengujicoba hal-hal baru di bawah bimbingan ahli pertanian.

"Kami sangat terbantu dengan adanya bantuan CSR Pertamina yang telah mendampingi dan memotivasi kami dari awal hingga sampai saat ini kami telah mampu mengembangkan KWT dengan hasil yang cukup memuaskan", kata Ketua KWT Bahari Sigalu Dartutik, sebagaimana dikutip dari Bisnisnew.id, 16 September 2020.

PT Pertamina Integrated Terminal Makassar menjadi motor penggerak kelompok kreatif itu. Pertamina mendukung pengembangan potensi lahan pekarangan yang nganggur. Hal itu sekaligus sebagai solusi bercocok tanam pada lahan sempit di pemukiman padat perkotaan.

Khusus untuk kelompok tani di Makassar itu, Pertamina mengusung tema TAGITOGA (Tanaman Gizi dan Tanaman Obat Keluarga). Tujuan awalnya memang bukan komersialisasi hasil tanaman. Untuk memberdayakan ruang dan waktu yang kosong saja. Namun kemudian karena hasilnya cukup melimpah, hasil panen itu akhirnya diperdagangkan.

Tanaman yang dibudiddayakan pun bermacam-macam, di antaranya kangkung, bayam, terong, bayam Brazil, kacang panjang, sawi, tomat dan cabe rawit. Tidak main-main, dalam sebulan kelompok ini berhasil meraup omzet 3.500.000 rupiah/bulan. Untuk ukuran sayur dan luas pekarangan yang terbatas, itu adalah tambahan penghasilan yang lumayan.

Sejak tahun 2019 PT Pertamina Integrated Terminal Makassar telah merangkul masyarakat, khususnya Ibu rumah tangga untuk memanfaatakan pekarangan dan lahan lahan kosong di sekitar pemukiman warga. Tujuannya ada dua, untuk memanfaatkan ruang terbengkalai dan menguji kreativitas ibu-ibu rumah tangga tersebut. Mereka yang memiliki waktu luang dan bisa membuat kegiatan yang positif sifatnya.

Lahan di perkotaan biasanya kebanyakan memang dibeton, namun dengan teknik budidaya hidroponik dan tanaman organik, hal itu bisa dimungkinkan. Sebab sesuai namanya, tanaman hidroponik tidak membutuhkan tanah sebagai media tanamnya. Biasanya para petani hidroponik menggunakan paralon atau bilah bambu yang diisi air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun