Mohon tunggu...
puji handoko
puji handoko Mohon Tunggu... Editor - laki-laki tulen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup untuk menulis, meski kadang-kadang berlaku sebaliknya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perkuat Kerja Sama dengan UEA, Pertamina Perkokoh Ketahanan Energi

23 Agustus 2020   10:11 Diperbarui: 23 Agustus 2020   09:59 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto Dok. Pertamina

Indonesia terus melangkah ke depan. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya berpatok pada pengetahuan lama yang ajeg, tapi juga diisi dengan hal-hal baru. Karena dunia terus berubah dan teknologi berganti. Untuk itu, Indonesia juga patut menimbang temuan-temuan baru yang lebih dulu telah dikembangkan di negara-negara lain.

Kerja sama yang kemudian diikuti dengan kesepakatan alih teknologi lazim dilakukan. Karena masing-masing negara punya kelebihan dan kekurangan. Untuk itu terjadilah sharing pengetahuan dalam kerangka bisnis. Hal itu pula yang baru saja dilakukan oleh Kementerian BUMN dengan perusahaan milik Uni Emirat Arab (UEA).

Lawatan itu dilakukan bersama dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sejak Jumat 20 Agustus 2020. Kedua negara tengah melakukan penjajakan kerja sama dalam berbagai bidang, salah satunya bidang energi.

Dalam sebuah konferensi pers virtual, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, sebagaimana dikutip CNNIndonesia.com pada Sabtu 22 Agustus 2020 mengatakan, "Pembahasan dilakukan sebagai tindak lanjut kunjungan Presiden Jokowi pada Januari yang lalu."  

Indonesia dan UEA melanjutkan pembahasan kerja sama Pertamina dengan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc). Kerjasama ini penting demi ketahanan energi Indonesia di masa mendatang. Dalam kesepakatan itu kedua perusahaan telah menandatangani kontrak penyediaan LPG senilai US$270 juta.

UEA adalah negara yang telah berpengalaman dalam mengembangkan energi migas mereka. Meski begitu, negara ini juga mulai melirik penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Itu disebabkan mereka melihat jauh ke depan. Masyarakat di dunia sudah mulai melangkah ke bidang baru dalam hal energi. Meski memang belum bisa meninggalkan sumber energi fosil sepenuhnya, namun mereka terus berinovasi, sebab tak mau ketinggalan kereta.

Hal penting lain yang sedang dibahas di sana adalah perihal penanganan pandemi Covid-19. Sebab UEA termasuk negara yang mampu mengendalikan penyebaran virus itu dengan baik. Apalagi pandemi juga telah melemahkan perekonomian, kerja sama seperti itu dilakukan dalam rangka untuk saling menguatkan perekonomian masing-masing negara.

Indonesia memang tak boleh berdiri sendiri, apalagi menjauh dari kerumunan bangsa internasional. Sebagai bagian dari komunitas dunia, sudah sewajarkan negara besar ini mempererat hubungan dan terus mengembangkan diri. Dalam hal energi misalnya, Pertamina sudah semestinya meniru negara-negara lain dalam mengembangkan energi ke arah energi yang ramah lingkungan.

Sebab kecenderungan masyarakat internasional bersepakat, untuk mengatasi pemanasan global dalam Paris Agreement yang ditandatangani pada tahun 2015. Kesepakatan itu adalah cerminan dari kemauan umat manusia untuk memperbaiki kerusakan alam yang disebabkan oleh tangan-tangan mereka. Indonesia, dalam hal ini Pertamina, sudah sewajarnya jika mengikuti arus perubahan yang sama.

Puji Handoko

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun