Mohon tunggu...
puji handoko
puji handoko Mohon Tunggu... Editor - laki-laki tulen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup untuk menulis, meski kadang-kadang berlaku sebaliknya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Karena Corona, Hampir Semua Negara Mengalami Lonjakan Tagihan Listrik

5 Agustus 2020   13:44 Diperbarui: 5 Agustus 2020   14:01 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Nippon.com

Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal. Seluruh umat manusia berpacu untuk segera menemukan penangkalnya. Tapi sejauh ini, usaha itu belum juga membuahkan hasil. Beberapa calon vaksin telah diujicobakan, namun belum diketahui efektivitasnya.

Kerugian yang ditimbulkan karena Covid-19 sangatlah besar. Ekonomi negara-negara raksasa mengalami resesi. Banyak anggaran stimulus telah dikucurkan, namun Corona belum sepenuhnya bisa dikendalikan.

Tradisi baru work from home di jalankan untuk membatasi penularan virus tersebut. Tetapi kemudian, cara ini juga memiliki efek samping. Naiknya pengeluaran rumah tangga adalah imbas paling nyata dari cara kerja baru ini. Tagihan air, listrik, gas, internet, mengalami kenaikan tajam.

Khusus untuk tagihan listrik, Indonesia telah menerapkan skema biaya yang dialihkan pada bulan-bulan berikutnya agar tidak membebani pelanggan. Meskipun banyak orang yang terkejut dengan fenomena lonjakan tagihan listrik itu. Padahal, kejadian ini bukan hanya di Indonesia.

Di beberapa negara lain, masyarakatnya juga mengalami fenomena tersebut. Di Jepang misalnya, dikutip dari Nippon.com menyebutkan, rata-rata terjadi kenaikan sebesar 60%.

Warga Jepang juga mengeluhkan tagihan listrik yang lebih banyak dari bulan-bulan sebelumnya. Padahal kondisi Jepang tidak terlalu tertutup akibat Corona. Mereka tidak memberlakukan pembatasan sosial, apalagi lockdown.

Meski demikian, konsumsi listrik warganya tetap mengalami kenaikan yang signifikan.

Sementara itu di Singapura, setiap warga negara mendapat kompensasi untuk mengganti biaya tagihan yang harus mereka bayarkan setiap bulannya. Termasuk untuk membayar listrik.

Straitstimes.com menulis, jumlah yang dikucurkan pemerintah Singapura untuk memberikan stimulus pada warganya sebesar 800 juta dolar singapura dan kompenasi per orangnya 100 dolar singapura.

Sama seperti Jepang, Singapura juga tidak memberlakukan lockdown. Namun pemerintah setempat meminta warga untuk tinggal di rumah. Akibat dari kebijakan ini, nilai ekspor Singapura turun drastis. Negara ini kemudian mengalami resesi ekonomi.

Di belahan lain, Korea Selatan juga memberikan penundaan atas pembayaran listrik warganya. Koreaherald.com merinci kompensasi itu diberikan pada warga kurang mampu dan pemilik usaha kecil. Pengalihan pembayaran itu dilakukan mulai bulan April 2020 sampai Juni 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun