Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akankah Husnul Khotimah?

9 Juli 2020   09:15 Diperbarui: 9 Juli 2020   09:22 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upacara pemberangkatan jenazah/dokpri

Berahir dalam kebaikan adalah hal sangat diimpikan setiap insan. Mempunyai akhir yang baik, dengan persaksian sebagai orang baik tentu sangat kita nantikan. Semoga persaksian dari sesama tersebut menjadi bukti di hadapan Allah Subhanahu wa taala sebagai hamba yang beriman dan mempunyai akhir yang dipenuhi dengan kebaikan. 

Persaksian kepada mereka yang meninggal dalam keadaan baik itu rasa-rasanya beberapa hari ini menjadi pelajaran. Ada dua kabar dari bapaknya teman kerja yang meninggal. Satu kabar dari teman yang menyampaikan bapaknya meninggal ketika sedang melaksanakan sholat Jumat dan satu kabar lagi dari teman yang menyampaikan bapaknya meninggal ketika  baru saja selesai berdzikir dan membaca Alquran dan baru khataman. 

Meninggal dalam keadaan sholat, insya Allah merupakan keadaan meninggal yang sangat mulia. Pergi menghadap Allah dalam keadaan suci dan mudah-mudahan akan dipersaksikan sebagai  orang yang senantiasa menjalankan sholat. Kita ketahui bahwa sholat adalah amalan yang paling utama. Jika sholatnya baik, insya Allah semua amal akan dihitung baik. Namun jika sholat tidak sempurna, dengan amalan apa kita bisa menambal kekurangannya?

Cerita yang pertama dari dari bapaknya temanku yang seorang guru. Beliau mengajar di sebuah SMA negeri sekaligus menjadi ketua badan kordinasi mahasiswa di tempatku bekerja. Beliau terpilih sebagai ketua Bakorma sejak putrinya kuliah di kebidanan. Sejak itu jabatan itu tidak pernah bergeser hingga saat ini. 

Ketika sedang upacara menghantarkan jenazah ke peristirahatannya, dari perwakilan pimpinan di tempat kerja dimana beliau berkarir, menyampaikan bahwa bapaknya temanku itu adalah orang yang baik. Beliau selalu mendahulukan waktu sholat. Beliau yang menggagas pendirian masjid megah di sekolahnya nan asri. Setiap tiba waktu sholat beliau bergegas ke masjid untuk menunaikan ibadah sholat berjamaah. 

Bahkan ketika dinas luarpun beliau akan meminta sopir untuk menghentikan kendaraannya di masjid yang terdekat dan ikut melaksanakan sholat jamaah di masjid yang dilewati tersebut. Bisa dikatakan tidak ada waktu sholat wajib yang tidak dilakukan secara berjamaah. Beliau selalu berusaha mendapatkan sholat berjamaah tersebut. Walaupun misalnya sedang rapat, beliau akan selalu ijin sebentar untuk sholat berjamaah.

Pada malam meninggalnya di hari Jumat malam itu, setelah beliau menunaikan sholat Isya berjamaah di mushola terdekat rumahnya, beliau erdzikir dan membaca Alquran. Sekitar pukul 11 malam beliau ke kamarnya dan sempat mengatakan kepada istrinya yang sebelumnya sudah tidur, " Ibu, Saya sudah khataman". Khataman artinya beliau sudah selesai membaca satu Alquran penuh mulai dari juz 1-30. Pada malam itu sudah menyelesaikan hingga juz 30. 

Istrinya mengatakan, "Alhamdulillah, sekarang bapak  istirahat". Suaminyapun segera berbaring di sampingnya. Tidak lama kemudian istrinya mendengar seperti orang terkaget dan ketika dilihatnya suaminya diam saja dan sudah terlihat bibirnya agak membiru. Istrinya segera membangunkan putrinya dan merekapun membawa bapak ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit bapak dinyatakan meninggal dunia. Alangkah mulianya kepergiannnya. Meninggal dalam keadaan bersuci dan setelah melaksanakan ibadah.

Khataman yang disampaikan suaminya rupanya kata-kata perpisahan. Khataman yang biasanya diartikan sebagai telah selesai membaca Alquran, rupanya diartikan juga sebagai telah selesai tugasnya di dunia ini. 

Cerita kedua dari bapak teman kerja yang meninggal 1 minggu sebelum cerita di atas. Hari Jumat itu setelah sholat Jumat di kampus, temanku tiba-tiba minta ijin pulang karena dikabari bapaknya jatuh di mesjid pada saat sholat Jumat. 

Di rakaat kedua setelah imam membaca Alfatihah, beliau   tiba-tiba terhuyung-huyung dan jatuh dalam pelukan jamaah di belakangnya. Jamaah tersebut melihat bapaknya temanku itu seperti mau jatuh dan merekapun menggotongnya ke pinggir untuk memberikan pertolongan pertama. Ambulans dipanggil dan dibawa ke rumah sakit. Namun sampai di rumah sakit, ternyata sudah dinyatakan meninggal dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun