Horeee, Aku Mau Sekolah Biasa Lagi !, begitu teriak anakku yang paling kecil mendengar berita di televisi tentang new normal. Entah apa yang dalam pikirannya mendengar kehidupan normal yang baru. Ketika ditanyakan apa maksudnya malah dia balik tanya "Aku bisa sekolah lagi kan Bu?"
Bapaknya yang mendengar perkataan itu tertawa dan memberikan penjelasannya, " Kamu boleh masuk sekolah lagi tapi dengan syarat-syarat tertentu, tetap pakai masker, jaga jarak sama teman-teman dan selalu cuci tangan"
"Berarti Aku berangkat sekolah, pakai masker dan bawa hand sanitizer?" tanyanya.Â
"Ya begitulah, kita harus berdamai dengan Covid-19 kan?" kata bapaknya.
Kegembiraan itu terlihat jelas di wajah anakku. Kalau sebelumnya sehari-hari hanya bergekut dengan gawai dan gawai lagi, Dia sudah membayangkan akan bertemu teman-teman dan jajan di sekolahnya.
Pas ditanya apa yang dirindukan dari sekolah, teenyata dia rindu emak tukang jualan jajan di sekolah. Maklum emak tukang jual jajan di sekolah itu selalu menungguinya ketika jemputan dariku ibunya atau tukang ojek langgananya belum datang.Â
Pernah berjam-jam dia menunggu. Waktu itu pulang awal jam 9 sudah dipulangkan karena ada taziyahan dari pemilik yayasan tempatnya bersekokah. Semua guru dan pegawai taziyah, sehingga anak-anak dipulangkan lebih awal.
Namun karena tidak ada pemberitahuan  dari sekolah sebelumnya,  anakku tidak dijemput gasik. Mungkin karena mendadak, alhasil sampai jam 1 baru dijemput.
Ibunya teman anakku memberitahu kalau pulang awal, Â WA ke HPku, tapi karena sedang di kelas HP ditinggal di laci meja kerja, akhirnya pesannya tidak terbaca. Seharian itu anakku ditungguin oleh emak tukang jualan jajan di sekolah.Karena kedekatan semacam itu mungkin yang membuat anakku rindu dengannya.
