Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Beratnya Maaf yang Sebenarnya

22 Mei 2020   05:00 Diperbarui: 22 Mei 2020   05:03 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Curhatan di medsos/dokpri

Hubungan suami istri tidak selamanya mulus. Kehidupan rumah tangga tidak selamanya tenang. Onak dan duri kadang menghadang. Bertubi-tubi masalah datang. Ujian silih berganti, persoalan rumah tangga tak kunjung berhenti. 

Ketika damai baru saja dirasakan, tak lama kemudian kesedihan menghadang. Ketika resah telah hilang, senyum baru mulai berkembang, kesusahan kembali datang . Ketika susah telah pergi, kebahagiaan menanti. Susah dan senang silih berganti, duka dan bahagia tak lagi kekal. 

Karena kita manusia beriman yang akan selalu penuh dengan ujian. Kita akan dilihat mampukah iman bertahan?

Manusia tempatnya khilaf dan salah. Kesalahan yang menjadi ciri itu tidak mudah tertebus kecuali dengan ikhlas saling memaafkan.

Suami dan istri adalah dua insan yang berbeda. Dipersatukan dalam ijab dan qobul. Saling menerima kekurangan dan kelebihan. Saling menutupi aib dan salah. Saling menghormati satu sama lain. Saling membantu dalam suka dan duka. Bahu membahu mengatasi masalah yang ada. Tolong menolong ketika kesulitan datang. 

Sudah sewajarnya ketika yang satu salah yang lain memaafkan. Sudah seharusnya saling merelakan. Sudah semestinya saling mengikhlaskan.

Bahagia dirasa bersama. Suka dinikmati berdua. Sedih terbagi di antara mereka. Duka terasakan di hati keduanya.

Tak ada egois yang dikedepankan. Tak ada emosi yang dilebihkan. Maaf adalah jalan untuk memecahkan persoalan. Nasehat adalah berlian yang harus selalu diberikan.

Ketika masalah datang, maaf jangan ditunda. Selesaikan sebelum tidur, hingga tidak kadaluwarsa. Persoalan yang bertumpuk, akan meledak di suatu masa. Itu bukan kebaikan untuk bersama.

Bicara tentang kesalahan, Aku bukan manusia sempurna. Pernah suatu masa Aku tergoda untuk mencoba-coba mendua. Kisah itu terjadi begitu saja hanya karena curhatan orang diterima. 

Alangkah bijaknya nasehat yang mengatakan ketika ada masalah jangan curhat kepada sesama. Curahkan permasalahanmu pada Yang Maha Kuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun