Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa Harus Menyapamu

20 September 2019   02:25 Diperbarui: 20 September 2019   02:36 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kamu yang begitu angkuh, tak sekalipun memandangku. Aku ini apa? Aku ini siapa? Bagimu tak ada harganya. Namun kenapa ada denyut-denyut rasa di hatiku? Entah aku sendiri tak tahu. Kata orang jatuh cinta tak harus ada alasannnya. Kamu yang selama ini hanya mampu kupandang ternyata telah mengisi seluruh rongga jiwaku, hingga tak lagi menyisakan siapapun di sana. Hanya dirimu, hanya ragamu yang terlihat ketika aku berjalan. Kamu mengikuti kemanapun aku pergi. Kamu selalu ada dimanapun aku berada. Mengapa kamu tak juga pergi dari sisiku? Padahal kamu tak pernah menyapaku.

Untuk menyapamu aku tak mampu, lidahku terasa kelu. Namun aku tak  pernah jemu memandangmu. Memandang dari kejauhan karena hanya itu yang mamou aku lakukan. Sosokmu begitu kharismatik di mataku. Sosok yang berwibawa dengan senyuman angkuhmu. Angkuh karena engkau tak pernah menyapaku. namun aku lihat engkau begitu ramah dengan orang-orang di sekelilingmu. Senyummu begitu manis, tawamu begitu renyah, seolah-olah tak pernah ada kesedihan di hatimu.

Kapan aku bisa menyapamu? Sekarang ini aku hanya diam terpaku. Hati dag dig dug tak menentu, ketika aku melihatmu. Bayanganmu begitu lekat di mataku. Namun sosok dirimu tak pernah dekat dengan diriku. Bukan karena engkau tak mau, bukan, namun lebih kepada diriku yang teramat malu untuk di dekatmu. Ketika kita hampir berdekatan, aku pasti akan lari menjauh. Ketika kita hampir berpapasan, pasti aku akan tundukkan pandanganku hingga engkaupun tak terlihat di hadapanku.

Kenapa aku harus menyapamu? Rasa ini begitu meledak-ledak. Aku tak tahan lagi. Ga salah kalau Dilan bicara tentang rindu. Biarkan aku yang menanggungnya karena kamu tak kuat. Aku ingin melihatmu, aku ingin menyapamu, aku ingin kita bicara tentang kita, tentang rasa ini, rasa yang aku alami hanya pada dirimu.

Kenapa aku harus menyapamu? Aku tak ingin rasa ini kupendam sendiri. Aku ingin engkau tahu, aku ingin engkau merasakan hal yang sama denganku. Sehingga kita bisa bertemu, bertemu di alam rindu. 

Kenapa aku harus menyapamu? Menyapa dirimu yang tak terjangkau. Mendekat kepada dirimu yang sebenarnya ada di sekitarku namun kamu tak tahu aku. 

Betapa tidak mudahnya menanggung rindu. Rindu yang tak berbalas. Rindu yang tak bertepi karena aku tak tahu dimana ujungnya. Akan dibawa kemana rasaku ini?

Kenapa aku harus merasa? Rasa yang tak pernah ada ujung pangkalnya? Kapan aku berani untuk mengungkapkannya? Menyampaikan kepada dirimu akan kerinduanku. Berada di dekatmu untuk sekedar menatapmu, melihat ke dalam isi hatimu? Maafkan aku, aku yang tersiksa oleh dirimu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun