Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Aku Dipilih Menjadi Pejabat

5 Maret 2019   07:05 Diperbarui: 5 Maret 2019   07:51 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aku dipanggil untuk ikut pelantikan menjadi pengelola di tempatku bekerja? Apa ini ? Kenapa aku, kenapa bukan yang lain? Bukankah teman-teman yang  lebih senior masih ada? Bukankah teman yang lebih mampu masih banyak? 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkecamuk dalam otakku ketika aku ditelepon oleh pimpinan di tempat aku bekerja untuk mengikuti pelantikan pengelola baru. Aku dipilih untuk menjadi sekretaris prodi di kantor tempat mengajar selama ini.

Diriku yang pendidikannya tidak sesuai dengan jenis program pendidikan di tempat aku mengajar, tentu saja merasa tidak pantas. Aku perawat namun berkecimpung dalam dunia pendidikan kebidanan.  Aku memang bisa mengajar di situ karena ada beberapa mata kuliah yang bisa diampu oleh perawat. Namun untuk menjadi pengelola, pantaskah?

Pantas tidak pantas, takdir telah ditetapkan. Hari pelantikan datang dan aku mengikutinya. Pakta integritas telah tertanda tangani dan nyatanya aku sudah membubuhkannya. 

Pada sebuah kesempatan ketika bertemu dengan pimpinan tertinggi di kantor tempat aku bekerja bersama dengan ketua prodi yang baru dipilih juga, beliau menyampaikan sebuah pesan, "Pemilihan ini bukan tanpa pertimbangan, terima ini sebagai takdir. Saudara dipilih karena dianggap mampu untuk berbuat lebih banyak. Saudara dipilih karena dianggap mempunyai hati yang lebih luas, lebih sabar dan bisa memperbaiki keadaan. Bisa membawa teman-teman untuk bisa bersama, bekerja dan bermanfaat." 

Sebuah pesan yang sungguh amat dalam maknanya. Aku yang masih terkaget-kaget dengan pemilihan ini, harus segera menata hati, jiwa, fisik dan tentu saja keluarga. Bagaimana tidak? terbayang sudah pola kerjaku akan berubah. Kalau selama ini aku mikirnya hanya untuk ruang lingkup diri sendiri, bagaimana mengatur diri agar target- target terpenuhi. 

Mulai sekarang harus berpikir untuk satu prodi. Namun aku percaya, di bawah kepemimpinan ketua prodi yang baru, insya Allah akan bisa mendampingi beliau dalam melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik.

Berbuat lebih banyak untuk kebaikan, bersama, bekerja dan bermanfaat. Satu kata-kata yang pastinya tidak meluncur begitu saja sebagai pesan biasa. itu adalah kata-kata yang memotivasi diri bila dicamkan. Kalimat tersebut adalah kalimat yang sarat makna dan baik sekali untuk dilaksanakan. 

Membuat prodi lebih baik,  membuat suasana kerja yang lebih kondusif, sebuah tugas yang tidak mudah. Bagaimana menciptakan iklim kerja yang nyaman? Bagaimana membuat suasana di kantor terasa seperti berada di keluarga sendiri. Bagaimana mengkondisikan agar bisa bersama-sama bekerja, mencapai target yang  ditetapkan dan memberi kemanfaatan. 

Bukan karena situasi sebelumnya tidak baik, bukan karena kondisi sebelumnya tidak menyenangkan, bukan karena iklim sebelumnya tidak nyaman. Namun akan lebih baik lagi ke depannya jika suasana tercipta lebih kondusif. Kalau selama ini masih merasa tidak punya kreativitas atau  kreativitas terkekang, tidak bisa berinovasi , diharapkan ke depannya akan lebih aktif, kreatif dan inovatif. 

Kalau sebelumnya target-target kerja tidak jelas, diharapkan ke depannya tersusun target yang jelas, terjangkau dan mampu dilaksanakan serta terpantau. Saling mendukung antar lini, bersama-sama berkomitmen dan saling mengingatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun