Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hati Tenang dengan Tabungan Haji

6 Desember 2018   14:57 Diperbarui: 10 Desember 2018   07:49 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibadah haji, siapa yang tidak tertarik untuk berangkat. Aku dan suami yang sudah pernah berangkatpun, ingin kembali ke sana. Indahnya saat bisa beribadah langsung dengan menatap ka'bah tak akan terlupakan sepanjang hidup. Putaran tawaf dengan berdzikir sangat menenangkan hati. Wukuf di Arafah dalam suasana panas terik, di bawah tenda yang penuh sesak  namun semua khusyu beribadahBerangkat pulang dan pergi ke jamarat untuk lempar jumrah bersama ribuan jamaah lainnya, sungguh sangat menggetarkan hati.  Tak ada lelah yang terasa, tak ada sakit yang tersisa. Bahagia, bahagia dan bahagia yang dirasa. Bersama jutaan umat, berada dalam tempat yang sama dengan kondisi yang tidak jauh berbeda. Harus selalu mengedepankan kesabaran dalam keadaan payah, lelah,  pasrah terhadap situasi yang terjadi . 

Pengalaman berhaji tak akan terlupakan, selalu dikenang, terekam dalam memory, dan ingin selalu mengulang dan mengulang lagi.

Bisa berangkat haji, setelah menanti selama kurang lebih 6 tahun merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupan kami. Rasa syukur yang terhingga, karena diberi kesempatan untuk berangkat, dalam kondisi sehat walafiat. 

Awalnya  aku tidak menyangka akan diajak berangkat haji secepat itu. Dari awal kami menikah, memang sudah ada beberapa perencanaan keuangan dalam menapak kehidupan ke depannya. Kami merencanakan dalam 5 tahun pertama sudah ada rumah yang bisa ditempati, 5 tahun kedua mengembangkan diri untuk karir ke depannya, 5 tahun ketiga bisa berangkat berhaji, 5 tahun keempat fokus pada pendidikan anak-anak, 5 tahun kelima mempersiapkan diri untuk masa setelah pensiun nanti.

Alhamdulilah rencana demi rencana kehidupan tersebut, sedikit demi sedikit bisa diwujudkan. 15 Tahun setelah pernikahan kami berangkat haji bersama.  Khusus untuk pergi berhaji, kami merencanakan dengan membuka  tabungan haji. Rupiah demi rupiah kami sisihkan. Kalau ada keuangan yang kami dapat dan bukan untuk pos pengeluaran yang rutin, kami masukan dalam tabungan tersebut. 

Hingga suatu waktu aku diajak suami untuk mendaftar haji. Waktu itu suami mengatakan punya sedikit uang untuk tambahan di tabungan haji tersebut dan cukup untuk mendaftar 2 seat. Aku sungguh tidak mengira. Rupiah yang kami kumpulkan di tabungan khusus itu bisa menghantarkan kami ke kantor kementerian agama di kabupaten untuk mendaftar haji. 

Alhamdulillah, rasa syukur yang tak terhingga ketika kami tercatat waiting list yang awalnya 5 tahun, karena pengurangan kuota haji menjadi 6 tahun. Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berjalan, bulan demi bulan telah lewat, tahun demi tahun terus datang. 

Kami memang sudah tercatat untuk berangkat berhaji. Namun itu baru dapat kuotanya saja. Untuk bisa berangkat yang sebenarnya masih ada biaya yang harus dikeluarkan. Untuk biaya pelunasan, membeli keperluan keberangkatan, untuk kehidupan keluarga selama ditinggalkan dan lain-lain.

Mengisi tabungan kembali kami lakukan.  Sayang waktu itu kami belum mengenal tabungan syariah Danamon. Sehingga kami hanya menabung biasa, hanya kami niatkan untuk keperluan berhaji. Tabungan tersebut kami niatkan untuk dana haji, namun tetap saja kami bisa menggunakan untuk keperluan lain karena hanya tabungan biasa. 

Dan hal tersebut terjadi. Kurang lebih 2 tahun menjelang keberangkatan, ada saudara yang memerlukan uang dalam jumlah yang hampir sama dengan tabungan yang ada. Dia bermaksud untuk meminjam uang dan berniat untuk mengembalikan segera bila sudah ada uang untuk membayar hutang. Karena tidak tega dan memang ada tabungan akhirnya kami relakan uang yang awalnya untuk pembayaran pelunasan biaya ibadah haji itu. 

Menjelang pelunasan, rupanya saudara yang meminjam tersebut belum sanggup untuk mengembalikan. Cukup kelabakan juga akhirnya ketika tiba waktunya pemanggilan jamaah. Putar otak bagaimana caranya mendapatkan uang dalam jumlah yang lumayan guna pelunasan 2 orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun