Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Musibah Terjadi

29 Oktober 2018   12:50 Diperbarui: 29 Oktober 2018   13:00 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Musibah yang terus menerus kita dengar. Musibah yang berulangkali kita lihat. Musibah yang bolak-balik kita rasakan. Semua itu harus disikapi dengan bijak. 

Tidak ada insan yang berharap mendapat musibah. Namun kalau musibah itu terjadi yakinlah bahwa semua itu adalah ketentuan dari Yang Maha Kuasa. Ketentuan yang tidak pernah salah dan bukan karena kesalahan. Semua itu adalah kehendakNya yang harus bisa kita terima dengan sabar dan ikhlas.

Sabar itu ada dalam tumbukan pertama. Begitu kita mendengar berita, begitu kita  mengalami musibah  yakinlah bahwa ada hikmah terbaik yang akan kita dapatkan dari musibah tersebut. Dengan keyakinan itu maka kita akan bisa bersabar dan ikhlas dalam menerima musibah. Kita akan tetap bersyukur menghadapinya.

Dalam sebuah sesion "training magnet rezeki" yang pernah saya ikuti ada satu sesi yang sangat berkesan berkaitan dengan kiat menghadapi musibah. Peserta training diajari untuk tetap bersyukur, mengucapkan hamdalah dengan mencari alasan dibalik rasa syukurnya tersebut. Hikmah apa kira-kira yang kita dapatkan dari  musibah ini, agar kita tetap dapat bersyukur dalam menghadapi musibah tersebut.  

Kata-kata yang diajarkan ketika mendengar berita / mengalami musibah " Alhamdulillah, saya masih bisa... ( cari alasan yang membenarkan kita mengucapkan rasa syukur tersebut)

Mengapa kita dianjurkan untuk tetap bersyukur dalam menghadapi musibah?

Musibah apapun yang kita alami, hakekatnya adalah bungkus permen. Musibah itu adalah bungkus dari rezeki yang akan kita dapatkan jika kita bersabar, ikhlas dalam menghadapinya. Akan ada ada keajaiban yang datang, akan datang rezeki besar mengiringi datangnya musibah tersebut jika ikhlas dan sabar.

Namun itu semua tidak mudah. Ikhlas dan bersabar hanya dapat dilakukan oleh orang-orang pilihan. Jadilah orang-orang pilihan tersebut agar kita meraih keagungan rezeki yang akan diberikan dari jalan yang tidak disangka-sangka itu.  Kalau kita mampu bersabar dan ikhlas maka derajat kita di hadapan Allah akan naik. 

Apakah dengan bersabar dan ikhlas lantas kita tidak boleh menangis ketika musibah datang? 

Menangis adalah pengungkapan rasa kesedihan yang kita alami. Namun menangis yang tidak diperkenankan dalam musibah adalah tangisan dengan jeritan dan  ungkapan-ungkapan yang bersifat umpatan, protes kita  atas musibah tersebut yang menggambarkan ketidakikhlasan kita dengan musibah tersebut . Apalagi disertai dengan tindakan-tindakan yang merusak seperti memukul diri sendiri, menyobek-nyobek baju yang kita kenakan, dan lain-lain tindakan.

Kalau kita ingin menangis, menangislah, keluarkan airmata namun jaga lisan kita untuk tidak mengumpat. Umpatan bisa menjadi bentuk atas ketidakikhlasan kita menghadapi ketentuan yang sudah ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa. Kalau kita tidak ikhlas maka musibah tersebut akan terasa sangat berat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun