Mohon tunggu...
Pujiati Rohmah
Pujiati Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Sosok yang rajin dan dapat bekerja secara ontime dan sedang menekuni di dunia literasi fiksi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Munculnya PMK, Apa Kabar Peternak?

1 Juli 2022   06:30 Diperbarui: 1 Juli 2022   06:32 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu hari raya besar yang dirayakan oleh umat Islam seluruh dunia, sebagai perayaannya umat Islam berbondong-bondong untuk memberikan hewan ternak terbaik mereka. Peristiwa ini lahir dari kisah Nabi Ibrahim, yang mana pada kala itu beliau mendapatkan perintah memalui mimpi unntuk menyembelih anaknya, Ismail. Tanpa keraguan akhirnya anak satu-satunya yang dinantikan sekian lama pun disembelih, dengan Kuasa Allah, Ia menggantikan Ismail dengan seekor domba yang sehat dan gemuk, hingga akhirnya Ismail bisa kembali hidup dan berkumpul bersama kembali.

Akan tetapi ditahun 2022 ini, perayaan idul Adha mengalami kendala pada binatang qurban yang akan disembelih, salah satunya adalah hewan sapi. Sebagaimana berita yang tengah beredar di masyarakat sekitar, merebahnya wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang hampir melanda seluruh daerah di Indonesia, sehingga pemerintah dan majelis ulama masih mempertimbangkan apakah hewan qurban yang terjangkit PMK ini layak atau tidak untuk dijadikan hewan qurban. Salah satu syarat hewan untuk berqurban adalah hewan tersebut sehat dan tidak cacat. 

Jika dilihat dari tanda-tanda hewan yang terjangkit PMK, bisa dibilang kurang sehat, karena sudah mengeluarkan air liur dari mulutnya dan juga kuku-kukunya mulai menguning bahkan ada yang sampai terelpas, bahkan kebanyakan sudah tidak lagi berdiri sebagaimana biasanya, hanya terduduk lemas tak berdaya karena tidak adanya nafsu makan pada hewan tersebut.

Dengan adanya wabah PMK ini juga membuat kerugian para peternak sapi, hampir setiap harinya terdapat ratusan sapi meninggal karena terjangkit wabah ini. Jika masa normal, sapi bisa terjual dengan harga yang cukup terjangkau, terutama pada musim menjelang Idul Adha seperti ini, banyak beredar peternak sapi menjual ternak mereka. Akan tetapi, karena merebahnya PMK ini, malah menyebabkan kerugian yang sangat besar, dan rata-rata jenis sapi yang terjangkit PMK ini adalah sapi yang berjenis sapi perah.

Tindakan pemerintah juga bisa dibilang cukup lambat, karena kasus penyebaran wabah PMK ini begitu sangat cepat, sedangkan pemerintah belum angkat bicara mengenai awal penyebab PMK ini. Untuk saat ini, pemerintah tengah memberikan bantuan berupa vaksin pada hewan ternak yang terjangkit PMK, akan tetapi jumlah vaksin yang diberikan tidak sebanding dengan banyaknya jumlah hewan ternak yang terjangkit PMK, sehingga dapat memicu peluang besar kematian hewan ternak karena terjangkit PMK jika tidak segera ditangani.

Oleh karena itu, diperlukannya penanganan cepat dari pemerintah agar wabah PMK ini tidak segera meluas, sehingga akan berdampak pada keruagian peternak yang semakin meningkat. Dengan memberikan suntikan vaksin kepada hewan ternak secara menyeluruh, tanpa melihat hewan tersebut terdampak atau tidak, akan tetapi masih menjadi prioritas vaksin kepada hewan yang terdampak PMK, dan alangkah baiknya jika vaksin tersebut tidak membeli impor dari luar negeri karena ditakutkan akan memberikan dampak yang serius, negara ini sudah sangat banyak pemuda pemudi yang dirasa mampu membuat vaksin, hanya saja diperlukannya pelatihan yang lebih serisu. 

Di sisi lain, para peternak juga bisa dengan rutin menyempotkan disinfektan di setiap sudut kendang ternak mereka, rajin membersihkan kendang, serta tidak lupa memberikan vitamin agar hewan tetap sehat dan meningkatkan nafsu makan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun