Mohon tunggu...
Pujakusuma
Pujakusuma Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Berbagi

Ojo Dumeh, Tansah Eling Lan Waspodho...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Belajar Loyalitas dari Seorang Ganjar

6 Desember 2022   14:06 Diperbarui: 6 Desember 2022   14:19 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang menyayangkan, kenapa Ganjar Pranowo tetap loyal pada PDIP. Padahal, dia sudah tak dianggap oleh partainya sendiri bahkan cenderung ditenggelamkan. Ia dianggap batu sandungan, terhadap rencana partai yang ingin menjadikan Puan Maharani sebagai suksesor Jokowi.

Wajar jika banyak orang geregetan. Ganjar itu kader matang. Pengalamannya memimpin rakyat tak terbantahkan. Dua periode Ganjar menjadi anggota DPR RI, dua periode pula ia menjabat Gubernur Jawa Tengah. Selama memimpin Jateng, Ganjar bergelimang prestasi. Programnya jelas dan dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Ditambah sosoknya yang ganteng, milenial, cerdas, tegas, merakyat dan nasionalis.

Tapi sayang produk terbaik PDIP ini tak mendapat tempat. Bukannya dipajang di etalase dan dipromokan habis-habisan, Ganjar justru terkesan disingkirkan.

"PDIP harusnya bangga pada Ganjar dan mendukungnya menjadi calon presiden. Bukan menyia-nyiakan seperti sekarang," begitu kata banyak pengamat politik.

Tak sedikit pula yang mendorong Ganjar keluar dari PDIP. Dengan popularitas dan elektabilitas selangit, jadi presiden bagi Ganjar bukan perkara sulit. Apalagi, sudah banyak partai lain yang dengan tegas siap mengusungnya menjadi capres. Misalnya Nasdem meskipun akhirnya memilih Anies, PPP, PAN, PSI dan mungkin akan menyusul partai-partai lainnya.

Tapi itulah hebatnya Ganjar. Kalau politisi lain, mungkin dia akan langsung keluar dari partainya jika di posisi Ganjar. Kenapa harus loyal pada PDIP, kalau tak ada dukungan. Kenapa tidak berjuang dengan partai lain saja, yang lebih menjanjikan. Toh ini semua untuk kemaslahatan bangsa. Begitu.

Ganjar bukanlah politisi semacam itu. Ia politisi santun. Ibarat pepatah, Ganjar itu kacang yang tak akan lupa pada lanjaran. Ganjar sadar betul, ia bisa menjadi seperti saat ini salah satunya berkat jasa PDIP.

Coba tengok podcast Ganjar terbaru di chanel youtube NGOPIPOL bersama Arief Affandi dan Cak Anies. Di sana, jawaban atas kegelisahan tentang loyalitas Ganjar pada PDIP akan terjawab.

Ganjar bukanlah politisi karbitan. Yang muncul dadakan setiap ajang pesta lima tahunan. Karier politiknya ia mulai bahkan sejak masih duduk di bangku kuliah. Saat mahasiswa, Ganjar sudah berpartai dan partai yang ia ikuti adalah PDI, belum menjadi PDIP. Satu-satunya partai yang ia ikuti sampai saat ini.

Selesai di kampus, Ganjar mengadu nasib di Jakarta. Hasrat berpolitiknya tetap ia lampiaskan dengan sering nongkrong di dapur rumah Megawati dan Taufiq Kiemas di Kebagusan, Jakarta Selatan.

Dari situlah, Ganjar belajar banyak pada mentor-mentor PDIP. Dari Taufiq Kiemas, Megawati, Cornelis Lay dan masih banyak lagi politisi hebat lainnya. Ganjar rela nyantrik,  demi mendapat ilmu dari senior-senior PDIP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun