Mohon tunggu...
Pujakusuma
Pujakusuma Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Berbagi

Ojo Dumeh, Tansah Eling Lan Waspodho...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hardiknas dan Mimpi Sederhana Pelajar di Pelosok Desa

2 Mei 2021   22:55 Diperbarui: 2 Mei 2021   23:08 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nada bertemu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat perayaan Hardiknas, Minggu (2/5). Dok kumparan

Namanya Qotrunada. Ia akrab disapa Nada. Usianya masih belia, baru 12 tahun, katanya. Tapi langkahnya layak mendapat apresiasi karena mampu mengubah nasib generasi penerus di desanya.

Ia sekolah di SDN Growong Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang. Sesuai dengan namanya, desa Nada terletak di sebuah lembah yang diapit oleh perbukitan. Jelas saja, sinyal internet di sana tak bisa diandalkan.

Nahasnya, Nada harus mengalami sebuah masa yang berat. Dimana pandemi melanda, dan memaksanya harus belajar di rumah. Daring katanya. Tapi bagi pelajar di desa terpencil yang susah sinyal, metode pembelajaran itu sudah tentu tak tepat guna.

Ketika pelajar lain malas belajar karena jaringan internet yang lemot, Nada justru mengambil sikap yang sangat berani. Ia mengirimkan surat pada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tentang kondisi yang dialami. Dengan bahasa bocah tentunya, Nada ngudhoroso pada orang yang dianggapnya mampu berbuat banyak untuk pendidikan di negeri ini.

Suratnya pendek saja. Hanya berisi curhatan betapa ia kangen belajar lagi di sekolah. Laiknya anak-anak, ia kangen bermain bersama teman sejawat. Tapi ia sadar, pandemi membuat keinginannya itu tak bisa segera terwujud.

Masih dalam surat itu, Nada menceritakan bagaimana sulitnya ia belajar jarak jauh. Jaringan internet yang nyaris tak ada, membuat pembelajaran sulit dimengerti. Nahasnya lagi, tugas dari guru yang dikirim pagi, baru ia terima sore atau malam hari. Saat ada tugas yang sulit dan orang tuanya tak bisa dicurhati, ia mencoba browsing melalui handphone milik Uminya. Tapi bukannya dapat pencerahan, sinyal yang jelek membuatnya justru uring-uringan.

Kisah itu ia ceritakan dalam suratnya pada Ganjar. Berharap orang nomor satu di Jawa Tengah itu menerima suratnya dan membantunya keluar dari permasalahan. Harapannya hanya sederhana, ia bisa belajar dengan nyaman, seperti anak-anak lainnya.

Nada mungkin berpikir, suratnya tak sampai di tangan Ganjar. Dengan kesibukannya yang luar biasa, Ganjar dipastikan tak tertarik dengan seorang anak kecil bernama Nada. Jadi, Nada hanya pasrah tanpa mengharap apa-apa.

Tapi tak dinyana, yang didapat justru lebih dari yang diharap. Surat itu benar-benar sampai di tangan Ganjar.

Usai membaca surat cinta dari Nada, Ganjar terketuk hatinya untuk mengunjungi Nada di desanya. Tepat saat peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021, Minggu (2/5), Ganjar tiba-tiba datang ke sekolahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun