Perkembangan terbaru di Timur Tengah menunjukkan eskalasi yang signifikan dalam konflik Israel-Palestina. Sejak serangan mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel, situasi semakin memburuk. Israel merespons dengan serangkaian serangan udara dan invasi darat ke Jalur Gaza, yang mengakibatkan puluhan ribu korban jiwa di pihak Palestina dan memaksa hampir dua juta orang mengungsi.Â
Pada 15 Januari 2025, Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata yang mencakup pembebasan 33 sandera Israel sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina. Namun, meskipun gencatan senjata telah berlaku, Hamas tetap mempertahankan kontrol atas Jalur Gaza, menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut.Â
Di Tepi Barat, situasi juga memburuk dengan meningkatnya kekerasan antara pasukan Israel dan militan Palestina. Pada 21 Januari 2025, Israel meluncurkan operasi militer besar di Jenin, menandai perubahan strategi dengan mempertahankan kehadiran militer jangka panjang di kota tersebut.Â
Secara internasional, konflik ini telah memicu protes di berbagai negara, dengan demonstrasi yang menyerukan gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Beberapa negara juga telah mengajukan kasus terhadap Israel di Pengadilan Internasional, menuduhnya melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.Â
Situasi ini menunjukkan betapa kompleks dan mendalamnya konflik Israel-Palestina, dengan dampak yang luas tidak hanya di kawasan tersebut tetapi juga di panggung internasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI