Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Kenali Penyebab Tantrum dengan Metode HALT

25 Januari 2023   20:21 Diperbarui: 26 Januari 2023   10:01 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak tantrum (Sumber: shutterstock dari kompas.com)

"You can choose to not let little things upset you." -- Joel Osteen

Sejak lama aku bisa mengatakan kalau aku suka sekali berinteraksi dengan anak kecil. Alasan pertama yang membuat aku suka tentunya adalah karena tingkahnya yang menggemaskan.  

Saking sukanya, bahkan ketika berada di tingkat akhir SMA, aku tanpa berpikir dua kali ingin kuliah jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) saja. 

Padahal, saat itu aku bersekolah SMK dengan jurusan tata busana yang kebanyakan teman seangkatanku memilih untuk fokus melanjutkan pendidikan jurusan Tata Busana. 

Singkat cerita, aku akhirnya kuliah di Malang dan lulus pada tahun lalu. Selama aku kuliah dengan  berbagai dinamikanya hingga lulus, sebenarnya masih ada satu ungkapan yang aku masih rasa janggal ketika ditemui. Biasanya, ungkapan ini akan dimulai ketika aku ditanya seperti ini,

"Kenapa pilih jurusan PAUD dek?" 

Ya aku jawab saja, soalnya aku suka gitu sama anak kecil.

Dan ya, ketebak ungkapan setelahnya orang yang bertanya tadi biasanya merespon dengan seperti apa? 

Biasanya begini, "Setiap orang yang punya anak kayaknya emang suka sama anak kecil, tapi beda lagi kalo anaknya suka nangis, apalagi sampai jerit-jerit gak jelas". 

Well, iya benar. Istilah dari ungkapan yang dikatakan oleh orang tadi mungkin lebih kita kenal dengan istilah tantrum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun